Nama : Nita Siti Rahayu
Kelas : PGMI
(Akselerasi)
Maktul : Bahasa Indonesia
KARMA DATANG DI WAKTU YANG TEPAT
Hari
itu matahari sangat terik tidak membuat kami putus semangat untuk menikmati
semangkuk bakso yang pedas, kami bergegas turun dari mobil berjalan menuju
penjual bakso yang ada di dalam komplek perumahan. Seperti hal yang lain kami
memesan terlebih dahulu, sambil menunggu pesanan kami datang Aku, Kiran dan
Zahwa mengobrol layaknya remaja yang lain.
Pesanan
kami pun datang, tanpa ragu Zahwa dan Kiran menuangkan cabai yang sangat banyak
ke dalam mangkok masing-masing tanpa peduli akibat yang akan terjadi nantinya,
di tengah keasikan makan, “Ta, Ran aku ke toilet dulu ya..” Zahwa pergi ke
toilet meninggalkan satu buah bakso kecil yang belum dimakan, Kiran yang
melihat itu terpikir dengan ide jahilnya, ia memantau sekeliling melihat
situasi aman atau tidak sehingga hal tak terduga, kini bakso yang Zahwa
tinggalkan terancam keberadaanya.
Ketika
Kiran memasukan bakso tersebut ke dalam mulutnya dari kejauhan terlihat Zahwa
keluar dari toilet, dengan terburu -
buru menelan paksa bakso itu ukhu... Ukhu.. Kiran melambaikan tangan meminta
pertolongan dengan cepat aku membantu Kiran yang tersedak itu dengan memukul
punggung bagian atas dengan keras , tak lama bakso itu keluar dengan selamat, “
nih minum dulu Ran..” “ gluk gluk gluk
Alhamdulillah “ ucap Kiran sambil menghela nafas, tanpa berpikir panjang Kiran
dengan buru- buru meletakan kembali bakso tersebut ke tempat asalnya dengan
tanpa bersalah.
Zahwa
pun datang "Ran kenapa wajah kamu merah..? " Sambil duduk dan
melanjutkan memakan bakso terakhirnya itu. Aku yang melihat kejadian itu hanya
bisa diam, kalau berbicara takut terjadinya peperangan antar sahabatku, “Ga
papa aku tersedak kuah bakso ajah“, ucap Kiran." Mungkin Kiran akan
menjelaskan dan meminta maaf pada Zahwa tapi tidak untuk saat ini..."
Padahal wajahnya memerah itu akibat tersedak bakso kecil itu hahaha sangat
memalukan."
Setelah
selesai makan kami pun bergegas pulang tanpa lupa membayar. Setelah keluarnya
dari ruangan yang penuh dengan udara panas itu, dengan santainya Kiran
berbicara " Wa maaf ya tadi bakso kecil kamu itu main dulu dengan Aku,
" Dengan wajah bingung Zahwa
berkata " Hah main, maksudnya gimana, mana ada baso main..?.. " Itu
dia mampir dulu sebentar, Gue suruh masuk ga mau, padahal di dalem ada banyak
temanya" " Awa tidak ngerti apa yang dimaksud Kiran. " Karena gereget, awa
tidak mengerti yang dijelaskan, aku kasih penjelasan " Itu bakso kecil
kesayangan kamu tinggal tadi, dia di culik sama Kiran, eh..
maksud di makan sama Kiran”. " Ih orang bakso itu awa yang makan
ko" . " Sebelum kamu keluar toilet Kiran main makan ajah itu bakso
tanpa ijin sampai tersedak dan baksonya keluar dengan selamat kembali pada
tempatnya" . " Ih jorok banget si Kiran, kalau udah masuk mulut kamu dan jatuh itu jangan kembalikan ke
mangkuk awa. " Tak lupa dengan linangan air mata yang sudah siap meluncur.
Aku
dan Kiran menyusul Zahwa yang berjalan cepat " Wa maafin aku ya....."
Kata Kiran sambil memasang wajah sedih. " Janji deh ga bakalan kaya gitu
lagi, ya ya ya..... " Aku pun berkata " Kalau iseng itu liat situasi
dan tempat ya... Coba bujuk lagi awanya.. " Kami pun mengejar lagi Zahwa
yang
Di dalam mobil
suasana sangat gerah, ku turunkan kaca mobil supaya panas ini cepat menghilang,
di keheningan yang cukup lama terdengar isak tangis awa, " Kiran jahat
banget... Hiks sudah masuk mobil hiks Bercandanya jangan keterlaluan dong...
Hiks hiks mana itu baksonya sudah masuk
ke perut lagi hua..... " . " Sorry sorry aku janji ga bakal kaya gitu
lagi.. Itu yang terakhir deh... Hehehe " .
Aku
hanya geleng geleng kepala melihat tingkah laku mereka, hingga suara dari luar
membuat kami menoleh berbarengan " Permisi..” “ jreng” suara gitar mulai
dimainkan, “ Maaf mas…“ tapi dia tetap bernyanyi, “ maaf mas ga ada receh
“. “Oh… ga ada receh… “ sambil memasang
wajah tidak percaya. “Mudah - mudahan kaka - kaka sekalian di berikan kesehatan
dan rizki yang berlimpah, terima kasih…” pengemis itu pun pergi dengan wajah
kecewa. kami pun tertawa bersama-sama karena aksi pengamen tersebut karena tidak di kasih uang, suasana
menjadi damai kembali akibat kejadian tersebut, tetapi kami bertiga tidak ada
yang peduli untuk mendengarkan lagunya
atau sebatas memberinya uang,
Tidak
lama kami pulang, ditengah perjalanan
tiba - tiba turun hujan deras sehingga memaksa kami untuk berkendara dengan
pelan, udara dingin masuk menyelinap melalui sela-sela jendela mobil membuat
kami nyaman, saking nyaman dengan perjalanan tak terasa hampir sampai ke rumah
Kiran, karena rumah Kiran masuk dalam gang tidak bisa dilalui oleh mobil kami
berhenti di samping jalan raya. “Yuk mampir dulu ke rumah..”. “ makasih, lain
kali ajah ya …” kata ku sambil memberikan senyum. karena diluar masih hujan, Kiran turun dari mobil dengan berlari
tergesah gesah dari
kejuhan terdapat sebuah motor yang berlaju kencang dari lawan arah , kiran yang
tau tidak ada tempat untuk menjauh dari motor itu dengan sengaja menyeburkan
diri ke parit yang cukup dalam. Kita yang belum pergi dari tadi lantas
berteriak “Astagfirullah Kiran ….” teriak kami berdua.
aku bergegas turun membantu Kiran yang sudah basah kuyup dengan air yang kotor,
“Yuk berdiri” aku memapah Kiran ke tempat yang aman dari hujan, sedangkan Zahwa
memarkirkan mobilnya ke tempat yang lebih aman supaya tidak mengganggu lalu
lintas.
“Ran
kamu ga papa..? kenapa
lompat ke parit ? terus ada yang luka ga ?” tanya ku kepada kiran “Tanyanya satu-satu dong” dengan nada marah , “Tadi aku lari, terus di lawan arah ada sepeda
motor ngebut bangeut jadi reflek nyebyr deh dari pada ketabrak motor,...” sambil menahan rasa sakit di kakinya. “Makanya kalau rumah tuh yang gangnya yang besar “ ucap Zahwa sambil meledek. Ran ayo aku bantu sampai depan rumah yah
tanggung basah bajunya “ Ujarku sambil memegang tangan Kiran. Aku dan Zahwa
memapah Kiran sampai depan rumah.
Sampai
di depan rumah ku ketuk pintu rumah, tok.. tok.. tok.. Assalamualaikum. tidak
lama tante Ayu membuka pintu dan berteriak “Ya Allah …. kenapa ini bertiga pada
hujan - hujanan gini ? nanti bisa sakit lo.” kami hanya saling memandang satu
sama lain, “Maaf tante ini tadi Kiran jatuh ke parit di depan kayanya kakinya tidak sengaja
menginjak sesuatu yang tajam jadi bikin
luka” jawab ku. “Ya udah nanti cek kakinya di dalam ,
masuk dulu ke dalam …”.
Ujar tante Ayu, ”Makasih tante kita langsung pulang
saja, soal nya mamah udah nyuruh cepet
pulang, soalnya hari sudah sore …” ujar
Zahwa. ”Ya udah hati-hati di jalan ya…. jangan kebut - kebutan….” . “Ran kita
pulang dulu cepet sembuh itu kaki, tante kita pulang dulu ya ….
Assalamualaikum…”. Kami pun meninggalkan pekarangan rumah Kiran untuk bergegas
pulang bersama, dengan Zahwa mengantarkan ku terlebih dahulu ke rumah dengan
selamat tanpa ada ada hambatan.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar