Kamis, 15 Februari 2024

Puisi 20

 Pemilu 

Perebutan tahta sudah dimulai 

Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan

Kejujuran Panitia dipertaruhkan 

Sebuah pilihan adalah harapan 

Hasilnya adalah sebuah kenyataan 
 


Kamis, 01 Februari 2024

hasil Debat sesi 1





LAPORAN HASIL DEBAT BAHASA INDONESIA

KELAS AKSELERASI (KELOMPOK I)

Dosen Pengampu : Lilis Ernawati, M.Pd

 

Hari/Tanggal : Senin, 22 Januari 2023

Mosi Debat    : Kampus Merdeka Solusi Belajar Tepat Bagi Mahasiswa

Narasumber : Sri Ratna Ningrum (Prodi PAI)

Moderator    : Elisa Nurazizah (Prodi Ekonomi Syariah)

Notulen         : Muftia Mutakin (Prodi PGMI)

Peserta Debat :

Tim Afirmasi I

(Prodi PGMI)

Annisa Wulansari

Irmayanti

Nikki Restia

Nita Siti Rahayu

Farista Widia A

Tim Afirmasi II

(Prodi Eksya)

Aulia Maharani

Risfa Nurhafni

Anggi Tarwiya

Riki Irawan

Reinaldi Hadi

Oposisi I

(Prodi Eksya)

Linda Puspita

Ananda Medina

Rahmi Aulia Putri

Sakti Divano

Fahmi Darmaloka

Oposisi II

(Prodi PAI)

Budiman

Rendi Lesmana

Rian Maulana

Randy Achmad

Leni Setiawati

Icha Nurhapidah

 

 

 

 

Aturan Debat :

Peserta debat dibagi menjadi 4 tim, yaitu 2 tim dari pihak oposisi dan 2 tim dari pihak afirmasi. Semua peserta debat diharapkan dapat mengikuti tata tertib yang berlaku, diantaranya :

1.      Pada saat penyampaian topik atau argumen pertama, waktu yang disediakan maksimal 1 menit dan penyampaian topik dilakukan oleh pembicara 1.

2.      Disarankan untuk menyampaikan pernyataan secara profesional, artinya tidak menghina, menguji, maupun merendahkan lawan.

3.      Pernyataan harus berfokus pada permasalahan yang tengah dibahas.

4.      Tidak boleh mengajukan pernyataan atau pertanyaan yang menyerang lawan secara pribadi.

5.      Setiap tim dapat mengomentari argumentasi tim lain maksimal selama 3 menit.

6.      Pembicara yang sedang berbicara memiliki otoritas penuh untuk menerima dan menolak interupsi.

7.      5 menit berikutnya diberikan hak berbicara selama satu menit kepada tim yang mengangkat tangan terlebih dahulu. Tugas ini diberikan kepad pembicara 1, 2, 3 dari masing-masing tim. Tim yang cepat akan mendapatkan kesempatan berbicara lebih banyak.

8.      Hak berbicara dapat digunakan untuk memberikan komentar, sanggahan, dan pertanyaan yang tidak berisi celaan.

9.      Pada sesi terakhir yaitu penyampaian kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik sesuai dengan posisinya dengan batas waktu maksimal hanya tiga menit.


·         Pembukaan (oleh moderator) :

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Ibu Lilis Ernawati, M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia serta teman-teman kelas akselerasi yang berbahagia. Marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di acara debat Bahasa Indonesia kali ini. Topik yang akan kita bahas yaitu mengenai "Kampus Merdeka Solusi Belajar Tepat Bagi Mahasiswa".

 

·         Sesi I : Penyampaian argumen pembuka oleh pembicara satu pada setiap tim.

Tim Oposisi I oleh Linda :

 "Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia" ucap Nelson Mandela. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul pada era revolusi industri 4.0 harus menjadi prioritas pengembangan dunia pendidikan tinggi pada saat ini. Revolusi 4.0 telah menempuh banyak perubahan dan kecepatan di segala bidang kehidupan. Sehingga menuntut para lulusan mereka memiliki kemampuan adaptif yang terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbasis Internet of Thing (IoT) dan outcome. Kami sebagai tim oposisi tidak setuju akan mosi mengenai merdeka belajar untuk kampus merdeka dikarenakan program ini memiliki banyak hal yang kami tentang diantaranya :

1. Kualitas pendidikan yang tidak konsisten. Program ini banyak diragukan di kalangan mahasiswa karena mengubah banyak hal fundamental dalam pendidikan di perguruan tinggi, salah satunya kurikulum.

2. Kemungkinan peningkatan biaya pendidikan. Program MBKM bisa menyebabkan mahasiswa harus menanggung biaya tambahan seperti biaya perjalanan, biaya hidup, dll.

Tim Oposisi II oleh Budiman :

Kami menolak adanya kampus merdeka dikarenakan, yang pertama dinilai belum matang dalam persiapan karena untuk melaksanakan program kampus merdeka diperlukan kesiapan yang lebih lanjut dan persiapan yang matang. Yang kedua, program pendidikan dan perencanaannya belum terencana dengan baik. Yang ketiga, kesiapan sumber daya alam yang tidak terstruktur atau belum terencana.

Tim Afirmasi I oleh Annisa :

Kami setuju dengan adanya program kampus merdeka karena dengan alasan :

1. Memberikan ruang untuk berinovasi.

2. Memberikan kebebasan untuk membuat suatu proses rancangan pemberdayaan sumber daya manusia yang sesuai dengan keilmuan perkembangan teknologi.

3. Menumbuhkan growth mindset pada mahasiswa.

Tim Afirmasi II oleh Aulia :

"Kami setuju dengan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) . Dulu, mahasiswa hanya dituntut untuk belajar di dalam kelas, membaca buku, kemudian mengerjakan tugas yang diberian oleh dosen. Berbeda dengan program MBKM, program ini sangat membantu mahasiswa untuk mengembangkan skillnya. Saat ini, banyak alasan kerja yang tidak hanya dianggap bisa membaca tetapi haru memiliki pengalaman yang mumpuni seperti kegiatan kampus mengajar yang dapat melatih skill mahasiswa dalam cara mengajar sebelum terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.


 

·         Sesi II : Penyampaian pertanyaan pertama oleh narasumber serta tanggapan para peserta debat terhadap pertanyaan yang disampaikan.

Pertanyaan Pertama oleh Sri Ratna (Narasumber) :

 "Apa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam konsep kampus merdeka?"

 

Tim Afirmasi II : Strategi yang bisa diterapkan untuk melibatkan mahasiswa

dalam kegiatan kampus merdeka atau MBKM ini adalah diantaranya :

1. Kesempatan magang. Kesempatan magang, penelitian, dan perkuliahan online juga merupakan bagian dari strategi implementasi agar mahasiswa luar berminat dengan program MBKM. Hal itu berlandaskan pada pokok-pokok kebijakan MBKM khususnya belajar selama tiga semester di luar progrm studi.

2. Mempertahankan status akreditasi. Pengalaman implementasi MBKM di ITB yang dituangkan dalam beberapa penyelenggaraan diantaranya status akreditasi internasional yang diraih prodi harus tetap dipertahankan.

3. Capaian pembelajaran harus tercapai.

Yang lerlu diperhatikan adalah program MBKM jangan sampai menyebabkan penambahan sks seperti yang tertuang dalam kurikulum. Jelasnya, ini juga menyinggung kekhasan program studi dalam penetapan dan penerapan MBKM. Tujuan implementasi juga menjadi sorotan dalam penyelenggaraan MBKM yaitu menguatkan capaian tujuan pendidikan tiap prodi.

4. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di lembaga yang kompeten. Program MBKM juga harus memiliki tujuan memberikan pengalaman bermakna bagi mahasiswa. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat menerapkan strategi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan doktor bagi dosen, pengembangan kurikulum yang berbasis kehidupan yang menerapkan perkulian inter-disipliner, serta menerapkan sistem online dan praktik di lapangan yang dituntuk untuk bekerja sama dengan berbagai pihak. Pengembangan mata kuliah managemen inovasi mempersiapkan untuk pembukaan program studi yang relevan dan diperlukan oleh masyarakat. Jadi, mahasiswa bisa memiliki kemudahan untuk mengambil mata kuliah lain yang berada di program tersebut.

Tim Oposisi I (Interupsi) :  Tadi sudah disampaikan oleh tim afirmasi, dikatakan

bahwa program ini dapat memberikan kesempatan magang. Tapi

pada kenyataannya, kesempatan magang diberikan akan terjadinya eksploitasi tenaga kerja yang dimana pekerjaan ini diciptakan untuk para pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang tiggi tetapi diberi gaji yang tidak sesuai dengan skill yang diberikan. Oleh karena itu, hal ini hanya akan menguntungkan pihak kalitalis saja.

Seperti yang terjadi dikatakan oleh Muhammad Albiya salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada sekaligus data analisis Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai program MBKM ini menyebutkan bahwa permasalahan pada pemagangan ini disebabkan oleh beban kerja yang terkadang tidak sesuai dengan job description pada ketentuan awal. Tenaga kerja pada program magang bisa memperoleh jam kerja yang terlalu sedikit atau terlalu banyak bahkan mendapatkan pekerjaan diluar kontrak. Survey dilakukan pada proyek Multatuli dengan melibatkan 157 responden yang merupakan partisipan magang MBKM juga mengungkapkan permasalahan yang sama. Terlihat beberapa masalah yang dialami oleh beberapa peserta magang ini cenderung mengarah pada eksploitasi tenaga kerja.

Tim Afirmasi I (Menanggapi) : Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa harus

mengidentifikasi terlebih dahulu minat dan tujuannya untuk mengikuti program ini. Kemudian, melakukan riset peluangnya, merencanakan dan mendaftarkan diri, aktif berpartisipasi dalam merefleksi dan evaluasi. Untuk masalah gaji yang telah disebutkan, rata-rata mahasiswa mengikuti kegiatan kampus merdeka ini dengan tujuan untuk menambah pengalaman. Jadi, jika bagi mahasiswa mengikuti program kampus merdeka dengan tujuan mendapatkan gaji, maka mereka tidak akan mendapatkan tujuan awalnya karena kunci pertama dari magang di kampus merdeka ini adalah agar mahasiswa inisiatif dan lebih aktif, bukan lagi mengenai masalah pendapatan.

Tim Oposisi I (Interupsi) : Jika kita tidak memikirkan tentang gaji, maka akan

banyak perusahaan yang berpikiran untuk mempekerjakan mahasiswa yang sedang magang saja, tidak akan memedulikan para pekerja yang sudah lulus kuliah. Dan untuk masalah ingin menambah pengalaman, seharusnya pemerintah memperbanyak saja politeknik atau sekolah kejuruan karena universitas dipergunakan untuk menambah riset atau wawasan terkait keilmuwan tertentu.

Tim Afirmasi II (Menanggapi) : Tadi disampaikan bahwa universitas itu hanya

tempat untuk mengkaji ilmu-ilmu tertentu saja, sedangkan pada kenyataannya antara pengetahuan dan keterampilan itu harus balance. Jika universitas dikatakan hanya berfokus untuk menuntut ilmu, maka ketika kita keluar dari universitas maka akan buta akan dunia pekerjaan. Sedangkan pada saat ini, pekerjaan untuk fresh graduate saja dibutuhkan pengalamannya. Jika bukan kita mencari pengalaman di kampus melalui program magang ini, kita harus mencari pengalaman dari mana.

Tim Oposisi II (Menyanggah) : Izin menyanggah argumen dari tim afirmasi

mengenai mahasiwa yang magang tidak harus memedulikan mengenai gaji, sedangkan banyak dari mahasiswa yang kuliah menggunakan biaya sendiri, jika tidak mendapatkan gaji dari hasil magang maka dari mana mahasiswa tersebut harus mendapatkan tambahan biaya untuk perkuliahannya.

 

Tim Afirmasi I : Mengenai biaya perkuliahan mahasiswa, kita tidak hanya

terpaku pada gaji yang didapatkan dari magang. Sebelum mengikuti magang, tentunya banyak dari kita yang sudah memiliki pekerjaan. Maka melalui program MBKM ini tidak lagi terfokus pada gaji, tetapi fokusnya untuk menambah pengalaman diluar dari pekerjaan yang telah dilakukan, jadi kita bisa menyeimbangkan antara pekerjaan yang telah kita miliki dengan pekerjaan yang kita lakukan melalui program magang ini. Tanpa memperhatikan gaji, kita berfokus pada pengalaman terlebih dahulu. Jadi, ketika kita keluar dari universitas kita sudah mendapatkan pengalaman baru, sehingga pengalaman yang kita dapatkan tersebut akan menbawa kita ke dunia pekerjaan yang baru juga.

Tim Oposisi I : Mengenai pekerjaan, disebutkan bahwa pada program magang

ini mahasiswa tidak memperhatikan gaji tetapi hanya berfokus pada pengalaman. Sedangkan, pada realitanya saat ini pekerjaan sangat sulit didapatkan. Bahkan, orang yang memiliki banyak pengalaman alan kalah dengan satu kata yaitu 'NEPOTISME'. Dengan adanya nepotisme, seseorang mahasiswa jika sudah lulus kemudi melamar suatu pekerjaan atau melamar ke suatu instansi, jika mahasiswa memiliki saudara atau kenalan di dalam suatu perusahaan tersebut maka persentase orang tersebut diterima kerja akan lebih besar. Sedangkan, orang yang berpengalaman tanpa adanya orang dalam terkadang dia tertolak. Jadi bagaimana caranya jika kalian terus memotivasi supaya mendapatkan pengalaman, sedangkan realitanya banyak terjadi nepotisme. Kemudian, ada pula yang mengandalkan uang atau menyogok, banyak dari merek yang memilih bekerja dengan cara menyogok agar bisa diterima di suatu pekerjaan, lalu apa gunanya kita memperbanyak pengalaman dan apa langkah kalian untuk membasmi nepotisme tersebut.

 

 

Tim Afirmasi I : Tidak semua orang memiliki orang dalam, artinya itu hanya

terjadi pada beberapa orang. Jadi, selama kita memiliki pengalaman kenapa harus menggunakan cara tersebut. Daripada terus bergelut dengan orang dalam dan sogokan, kenapa tidak kita saja yang menciptakan atau membuka lapangan kerja baru dengan skill atau kemampuan yang kita miliki, kemampuan yang kita capai dan raih selama berkuliah dan mengikuti program magang ini. Sehingga kita memiliki rasa bangga tersendiri.

Tim Afirmasi II : Melalui program MBKM ini juga bisa menambah relasi

sehingga kita bisa lebih mudah dalam mencari pekerjaan lewat informasi-informasi yang diberikan oleh relasi yang kita dapatkan melalui program magang ini.

Tim Afirmasi I : Menambahkan mengenai tidak semua memiliki orang dalam,

lalu mengenai gaji kecil dari program magang ini tidak terlalu menjadi masalah karena sekarang berkat adanya kemajuan teknologi dan skill yang kita miliki, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Jadi, meskipun gaji yang didapat dari program magang sangat kecil, tetapi kita memiliki pendapatan lain melalui kemampuan kita dalam memanfaatkan kemajuan teknologi.

 

·         Sesi III : Penyampaian pertanyaan kedua oleh narasumber.

Pertanyaan Kedua oleh Narasumber :

"Mengapa program kampus merdeka belum berjalan di kalangan semua universitas?"

Tim Oposisi II : Alasannya karena program ini belum matang dalam persiapan

dan pendidikan serat perencanaannya belum terencana dengan baik.

Tim Oposisi I (Menambahkan Argumen) : Terdapat kejadian dimana adanya

kesenjangan bagi jurusan yang kurang berpengaruh contohnya jurusan seni. Adanya kekhawatiran akan kualitas dan ketimpangan kampus serta pengaruh program magang terhadap kualitas pendidikan. Program MBKM ini dianggap kontroversial karena dianggap dapat membunuh pengetahuan dan keilmuwan.

Tim Afirmasi I : Alasan program kampus merdeka belum berjalan di semua

universitas karena program ini harus dikembangkan secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah. Selain itu, banyak tenaga pendidik yang belum paham tentang konsep MBKM ini sehingga belum siap dan kurang antusias untuk mengimplementasikannya. Selain itu, terdapat beberapa hambatan untuk mengimplementasikan program ini.

Tim Oposisi I : Lalu mengapa kita harus menjalankan program ini jika

konsepnya saja masih direncanakan yang akhirnya banyak menimbulkan kesalahpahaman?

Tim Afirmasi II : Karena tidak semua tidak berada dibawah naungan

KEMENDIKBUD dan syarat untuk mengikuti program MBKM ini harus berada dibawah naungan KEMENDIKBUD.

Tim Oposisi I : Sebelumnya telah disebutkan bahwa program ini dijalankan

secara mandiri tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Program ini tentunya memerlukan biaya tambahan, sedangkan biaya yang dimiliki pihak kampus saja kebanyakan berasal dari mahasiswa. Oleh sebab itu, pihak kampus otomatis akan meminta biaya tambahan juga kepada mahasiswanya.

Tim Afirmasi II : Sebelumnya disebutkan "mengapa kuta harus tetap

menjalankan program ini jika konsepnya saja masih direncanakan?", hal itu kembali lagi kepada kesiapan pihak kampus masing-masing. Jika ada satu kampus yang masih merencanakan kegiatannya maka artinya kampus tersebut tidak siap untuk menjalankan program MBKM ini, tetapi jika disebutkan bahwa kampus tersebut sudah terencana maka artinya kampus tersebut sudah memiliki kesiapan untuk menjalankan program kampus merdeka ini.

·         Sesi IV : Penyampaian kesimpulan atau argumen penguat dari masing-masing tim.

Tim Oposisi I :

Menurut kami, program MBKM ini bukanlah solusi yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan transformasi budaya di era globalisasi dikarenakan dapat menggeser esensi pendidikan dimana masa-masa kuliah seharusnya dipakai untuk belajar sebebas mungkin tanpa menghadapi tekanan untuk bekerja selama berada di bangku kuliah. Yang perlu kuta ketahui, bedakan antara praktis dan akademis, dimana S1 dan S2 itu merupakan pendidikan akademis sehingga wajar saja sehingga isinya teoritas. Program MBKM ini men-down grade pendidikan akademis ke vokasional dan inu melenceng dari prosesi pendidikan. Oleh karena itu, jika pendidikan bertujuan untuk menambah pengalaman, pemerintah seharusnya memperbanyak politeknik atau regulasinya diperbaiki, seperti program ini dapat dilakukan setelh skripsi. Menurut kami, program MBKM seperi kegiatan magang ini dilakukan setelh skripsi agar tidak mengganggu perkuliahan dan memecah fokus mahasiswa dalam berkuliah.

Tim Afirmasi I :

Kami menyetujui adanya program kampus merdeka karena program ini merupakan kebijakan yang dikeluarlan oleh KEMENDIKBUD dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengasah kemampuan mereka sesuai bakat dan minat serta kesiapan karir mahasiwa untuk menanamkan ilmu kepada masalah hidup pada dunia nyata sehingga menjadikan mahasiswa lulusan yang berkualitas.

Tim Oposisi II :

Kami tetap tidak mendukung adanya kampus merdeka karena tidak sedikit bisa mengakibatkan mahasiswa tidak paham dalam sistem pembelajaran sehingga banyak mahasiswa yang pada akhirnya menjadi pengangguran.

Tim Afirmasi II :

Melalui program kampus merdeka yang dilakukan seama tiga semester atau lebih diluar pembelajaran kampus dapat menjadikan mahasiswa lebih siap terjun ke dunia pekerjaan. Dengan pengalaman yang dimiliki, mahasiswa dapat langsung menjalankan posisi atau pekerjaan sesuai dengan bidang dan pengalaman yang mereka miliki.

 

·         Penutupan (oleh moderator).

Baik, cukup sekian sesi debat oad hari ini, mohon maf apabila ada kesalahan. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

 

 


Puisi 20

  Pemilu  Perebutan tahta sudah dimulai  Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan Kejujuran Panitia dipertaruhkan  Sebuah pilihan adalah harapa...