Perebutan tahta sudah dimulai
Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan
Kejujuran Panitia dipertaruhkan
Sebuah pilihan adalah harapan
Hasilnya adalah sebuah kenyataan
Perebutan tahta sudah dimulai
Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan
Kejujuran Panitia dipertaruhkan
Sebuah pilihan adalah harapan
Hasilnya adalah sebuah kenyataan
LAPORAN HASIL DEBAT BAHASA INDONESIA
KELAS AKSELERASI (KELOMPOK I)
Dosen Pengampu : Lilis Ernawati, M.Pd
Hari/Tanggal
: Senin, 22 Januari 2023
Mosi
Debat : Kampus Merdeka Solusi Belajar
Tepat Bagi Mahasiswa
Narasumber
: Sri Ratna Ningrum (Prodi PAI)
Moderator : Elisa Nurazizah (Prodi Ekonomi Syariah)
Notulen : Muftia Mutakin (Prodi PGMI)
Peserta
Debat :
Tim Afirmasi I (Prodi PGMI) Annisa
Wulansari Irmayanti Nikki
Restia Nita
Siti Rahayu Farista
Widia A |
Tim Afirmasi II (Prodi Eksya) Aulia
Maharani Risfa
Nurhafni Anggi
Tarwiya Riki
Irawan Reinaldi
Hadi |
Oposisi I (Prodi Eksya) Linda
Puspita Ananda
Medina Rahmi
Aulia Putri Sakti
Divano Fahmi
Darmaloka |
Oposisi II (Prodi PAI) Budiman Rendi
Lesmana Rian
Maulana Randy
Achmad Leni Setiawati Icha
Nurhapidah |
Aturan
Debat :
Peserta debat dibagi menjadi 4 tim,
yaitu 2 tim dari pihak oposisi dan 2 tim dari pihak afirmasi. Semua peserta
debat diharapkan dapat mengikuti tata tertib yang berlaku, diantaranya :
1. Pada saat penyampaian topik atau
argumen pertama, waktu yang disediakan maksimal 1 menit dan penyampaian topik
dilakukan oleh pembicara 1.
2. Disarankan untuk menyampaikan
pernyataan secara profesional, artinya tidak menghina, menguji, maupun
merendahkan lawan.
3. Pernyataan harus berfokus pada
permasalahan yang tengah dibahas.
4. Tidak boleh mengajukan pernyataan atau
pertanyaan yang menyerang lawan secara pribadi.
5. Setiap tim dapat mengomentari
argumentasi tim lain maksimal selama 3 menit.
6. Pembicara yang sedang berbicara
memiliki otoritas penuh untuk menerima dan menolak interupsi.
7. 5 menit berikutnya diberikan hak
berbicara selama satu menit kepada tim yang mengangkat tangan terlebih dahulu.
Tugas ini diberikan kepad pembicara 1, 2, 3 dari masing-masing tim. Tim yang
cepat akan mendapatkan kesempatan berbicara lebih banyak.
8. Hak berbicara dapat digunakan untuk
memberikan komentar, sanggahan, dan pertanyaan yang tidak berisi celaan.
9. Pada sesi terakhir yaitu penyampaian
kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik
sesuai dengan posisinya dengan batas waktu maksimal hanya tiga menit.
·
Pembukaan
(oleh moderator) :
Assalamu'alaikum
Wr. Wb.
Yang
terhormat Ibu Lilis Ernawati, M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia serta
teman-teman kelas akselerasi yang berbahagia. Marilah kita panjatkan puji dan
syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat kesehatan sehingga kita dapat
berkumpul di acara debat Bahasa Indonesia kali ini. Topik yang akan kita bahas
yaitu mengenai "Kampus Merdeka Solusi Belajar Tepat Bagi Mahasiswa".
·
Sesi
I : Penyampaian argumen pembuka oleh pembicara satu pada setiap tim.
Tim
Oposisi I oleh Linda
:
"Pendidikan adalah senjata paling ampuh
untuk mengubah dunia" ucap Nelson Mandela. Upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang unggul pada era revolusi industri 4.0 harus menjadi
prioritas pengembangan dunia pendidikan tinggi pada saat ini. Revolusi 4.0
telah menempuh banyak perubahan dan kecepatan di segala bidang kehidupan.
Sehingga menuntut para lulusan mereka memiliki kemampuan adaptif yang
terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbasis Internet of
Thing (IoT) dan outcome. Kami sebagai tim oposisi tidak setuju akan mosi
mengenai merdeka belajar untuk kampus merdeka dikarenakan program ini memiliki
banyak hal yang kami tentang diantaranya :
1. Kualitas pendidikan yang tidak konsisten.
Program ini banyak diragukan di kalangan mahasiswa karena mengubah banyak hal
fundamental dalam pendidikan di perguruan tinggi, salah satunya kurikulum.
2. Kemungkinan peningkatan biaya pendidikan. Program MBKM bisa menyebabkan mahasiswa harus menanggung biaya tambahan seperti biaya perjalanan, biaya hidup, dll.
Tim
Oposisi II oleh Budiman :
Kami menolak adanya kampus merdeka
dikarenakan, yang pertama dinilai belum matang dalam persiapan karena untuk
melaksanakan program kampus merdeka diperlukan kesiapan yang lebih lanjut dan
persiapan yang matang. Yang kedua, program pendidikan dan perencanaannya belum
terencana dengan baik. Yang ketiga, kesiapan sumber daya alam yang tidak
terstruktur atau belum terencana.
Tim
Afirmasi I oleh Annisa
:
Kami setuju dengan adanya program
kampus merdeka karena dengan alasan :
1. Memberikan ruang untuk berinovasi.
2. Memberikan kebebasan untuk membuat
suatu proses rancangan pemberdayaan sumber daya manusia yang sesuai dengan
keilmuan perkembangan teknologi.
3. Menumbuhkan growth mindset pada
mahasiswa.
Tim
Afirmasi II oleh Aulia :
"Kami setuju dengan merdeka
belajar kampus merdeka (MBKM) . Dulu, mahasiswa hanya dituntut untuk belajar di
dalam kelas, membaca buku, kemudian mengerjakan tugas yang diberian oleh dosen.
Berbeda dengan program MBKM, program ini sangat membantu mahasiswa untuk
mengembangkan skillnya. Saat ini, banyak alasan kerja yang tidak hanya dianggap
bisa membaca tetapi haru memiliki pengalaman yang mumpuni seperti kegiatan
kampus mengajar yang dapat melatih skill mahasiswa dalam cara mengajar sebelum
terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.
·
Sesi
II : Penyampaian pertanyaan pertama oleh narasumber serta tanggapan para
peserta debat terhadap pertanyaan yang disampaikan.
Pertanyaan
Pertama oleh Sri Ratna (Narasumber) :
"Apa strategi yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam konsep kampus merdeka?"
Tim Afirmasi II : Strategi yang bisa diterapkan untuk
melibatkan mahasiswa
dalam kegiatan kampus merdeka atau MBKM
ini adalah diantaranya :
1. Kesempatan magang. Kesempatan
magang, penelitian, dan perkuliahan online juga merupakan bagian dari strategi
implementasi agar mahasiswa luar berminat dengan program MBKM. Hal itu
berlandaskan pada pokok-pokok kebijakan MBKM khususnya belajar selama tiga
semester di luar progrm studi.
2. Mempertahankan status akreditasi.
Pengalaman implementasi MBKM di ITB yang dituangkan dalam beberapa
penyelenggaraan diantaranya status akreditasi internasional yang diraih prodi
harus tetap dipertahankan.
3. Capaian pembelajaran harus tercapai.
Yang lerlu diperhatikan adalah program
MBKM jangan sampai menyebabkan penambahan sks seperti yang tertuang dalam
kurikulum. Jelasnya, ini juga menyinggung kekhasan program studi dalam
penetapan dan penerapan MBKM. Tujuan implementasi juga menjadi sorotan dalam
penyelenggaraan MBKM yaitu menguatkan capaian tujuan pendidikan tiap prodi.
4. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk belajar di lembaga yang kompeten. Program MBKM juga harus memiliki tujuan
memberikan pengalaman bermakna bagi mahasiswa. Selain itu, perguruan tinggi
juga dapat menerapkan strategi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan doktor bagi dosen, pengembangan kurikulum yang berbasis
kehidupan yang menerapkan perkulian inter-disipliner, serta menerapkan sistem
online dan praktik di lapangan yang dituntuk untuk bekerja sama dengan berbagai
pihak. Pengembangan mata kuliah managemen inovasi mempersiapkan untuk pembukaan
program studi yang relevan dan diperlukan oleh masyarakat. Jadi, mahasiswa bisa
memiliki kemudahan untuk mengambil mata kuliah lain yang berada di program
tersebut.
Tim Oposisi I (Interupsi) : Tadi sudah disampaikan oleh tim afirmasi, dikatakan
bahwa program ini dapat memberikan
kesempatan magang. Tapi
pada kenyataannya, kesempatan magang
diberikan akan terjadinya eksploitasi tenaga kerja yang dimana pekerjaan ini
diciptakan untuk para pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang tiggi
tetapi diberi gaji yang tidak sesuai dengan skill yang diberikan. Oleh karena
itu, hal ini hanya akan menguntungkan pihak kalitalis saja.
Seperti yang terjadi dikatakan oleh
Muhammad Albiya salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada
sekaligus data analisis Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai program MBKM ini
menyebutkan bahwa permasalahan pada pemagangan ini disebabkan oleh beban kerja
yang terkadang tidak sesuai dengan job description pada ketentuan awal. Tenaga
kerja pada program magang bisa memperoleh jam kerja yang terlalu sedikit atau
terlalu banyak bahkan mendapatkan pekerjaan diluar kontrak. Survey dilakukan
pada proyek Multatuli dengan melibatkan 157 responden yang merupakan partisipan
magang MBKM juga mengungkapkan permasalahan yang sama. Terlihat beberapa
masalah yang dialami oleh beberapa peserta magang ini cenderung mengarah pada
eksploitasi tenaga kerja.
Tim
Afirmasi I (Menanggapi) : Maka
dari itu, kita sebagai mahasiswa harus
mengidentifikasi terlebih dahulu minat
dan tujuannya untuk mengikuti program ini. Kemudian, melakukan riset
peluangnya, merencanakan dan mendaftarkan diri, aktif berpartisipasi dalam
merefleksi dan evaluasi. Untuk masalah gaji yang telah disebutkan, rata-rata
mahasiswa mengikuti kegiatan kampus merdeka ini dengan tujuan untuk menambah
pengalaman. Jadi, jika bagi mahasiswa mengikuti program kampus merdeka dengan
tujuan mendapatkan gaji, maka mereka tidak akan mendapatkan tujuan awalnya
karena kunci pertama dari magang di kampus merdeka ini adalah agar mahasiswa
inisiatif dan lebih aktif, bukan lagi mengenai masalah pendapatan.
Tim
Oposisi I (Interupsi) : Jika
kita tidak memikirkan tentang gaji, maka akan
banyak perusahaan yang berpikiran untuk
mempekerjakan mahasiswa yang sedang magang saja, tidak akan memedulikan para
pekerja yang sudah lulus kuliah. Dan untuk masalah ingin menambah pengalaman,
seharusnya pemerintah memperbanyak saja politeknik atau sekolah kejuruan karena
universitas dipergunakan untuk menambah riset atau wawasan terkait keilmuwan
tertentu.
Tim
Afirmasi II (Menanggapi) : Tadi
disampaikan bahwa universitas itu hanya
tempat untuk mengkaji ilmu-ilmu
tertentu saja, sedangkan pada kenyataannya antara pengetahuan dan keterampilan
itu harus balance. Jika universitas dikatakan hanya berfokus untuk menuntut
ilmu, maka ketika kita keluar dari universitas maka akan buta akan dunia
pekerjaan. Sedangkan pada saat ini, pekerjaan untuk fresh graduate saja
dibutuhkan pengalamannya. Jika bukan kita mencari pengalaman di kampus melalui
program magang ini, kita harus mencari pengalaman dari mana.
Tim
Oposisi II (Menyanggah) : Izin
menyanggah argumen dari tim afirmasi
mengenai mahasiwa yang magang tidak
harus memedulikan mengenai gaji, sedangkan banyak dari mahasiswa yang kuliah
menggunakan biaya sendiri, jika tidak mendapatkan gaji dari hasil magang maka
dari mana mahasiswa tersebut harus mendapatkan tambahan biaya untuk
perkuliahannya.
Tim
Afirmasi I : Mengenai
biaya perkuliahan mahasiswa, kita tidak hanya
terpaku pada gaji yang didapatkan dari
magang. Sebelum mengikuti magang, tentunya banyak dari kita yang sudah memiliki
pekerjaan. Maka melalui program MBKM ini tidak lagi terfokus pada gaji, tetapi
fokusnya untuk menambah pengalaman diluar dari pekerjaan yang telah dilakukan,
jadi kita bisa menyeimbangkan antara pekerjaan yang telah kita miliki dengan
pekerjaan yang kita lakukan melalui program magang ini. Tanpa memperhatikan
gaji, kita berfokus pada pengalaman terlebih dahulu. Jadi, ketika kita keluar
dari universitas kita sudah mendapatkan pengalaman baru, sehingga pengalaman
yang kita dapatkan tersebut akan menbawa kita ke dunia pekerjaan yang baru
juga.
Tim
Oposisi I : Mengenai
pekerjaan, disebutkan bahwa pada program magang
ini mahasiswa tidak memperhatikan gaji
tetapi hanya berfokus pada pengalaman. Sedangkan, pada realitanya saat ini pekerjaan
sangat sulit didapatkan. Bahkan, orang yang memiliki banyak pengalaman alan
kalah dengan satu kata yaitu 'NEPOTISME'. Dengan adanya nepotisme, seseorang
mahasiswa jika sudah lulus kemudi melamar suatu pekerjaan atau melamar ke suatu
instansi, jika mahasiswa memiliki saudara atau kenalan di dalam suatu
perusahaan tersebut maka persentase orang tersebut diterima kerja akan lebih
besar. Sedangkan, orang yang berpengalaman tanpa adanya orang dalam terkadang
dia tertolak. Jadi bagaimana caranya jika kalian terus memotivasi supaya
mendapatkan pengalaman, sedangkan realitanya banyak terjadi nepotisme.
Kemudian, ada pula yang mengandalkan uang atau menyogok, banyak dari merek yang
memilih bekerja dengan cara menyogok agar bisa diterima di suatu pekerjaan, lalu
apa gunanya kita memperbanyak pengalaman dan apa langkah kalian untuk membasmi
nepotisme tersebut.
Tim
Afirmasi I : Tidak
semua orang memiliki orang dalam, artinya itu hanya
terjadi pada beberapa orang. Jadi,
selama kita memiliki pengalaman kenapa harus menggunakan cara tersebut.
Daripada terus bergelut dengan orang dalam dan sogokan, kenapa tidak kita saja
yang menciptakan atau membuka lapangan kerja baru dengan skill atau kemampuan
yang kita miliki, kemampuan yang kita capai dan raih selama berkuliah dan
mengikuti program magang ini. Sehingga kita memiliki rasa bangga tersendiri.
Tim
Afirmasi II : Melalui
program MBKM ini juga bisa menambah relasi
sehingga kita bisa lebih mudah dalam
mencari pekerjaan lewat informasi-informasi yang diberikan oleh relasi yang
kita dapatkan melalui program magang ini.
Tim
Afirmasi I : Menambahkan
mengenai tidak semua memiliki orang dalam,
lalu mengenai gaji kecil dari program
magang ini tidak terlalu menjadi masalah karena sekarang berkat adanya kemajuan
teknologi dan skill yang kita miliki, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi
ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Jadi, meskipun gaji yang didapat
dari program magang sangat kecil, tetapi kita memiliki pendapatan lain melalui
kemampuan kita dalam memanfaatkan kemajuan teknologi.
·
Sesi
III : Penyampaian pertanyaan kedua oleh narasumber.
Pertanyaan
Kedua oleh Narasumber :
"Mengapa program kampus merdeka belum berjalan di kalangan semua universitas?"
Tim
Oposisi II : Alasannya
karena program ini belum matang dalam persiapan
dan pendidikan serat perencanaannya belum terencana dengan baik.
Tim
Oposisi I (Menambahkan Argumen) : Terdapat kejadian dimana adanya
kesenjangan bagi jurusan yang kurang
berpengaruh contohnya jurusan seni. Adanya kekhawatiran akan kualitas dan
ketimpangan kampus serta pengaruh program magang terhadap kualitas pendidikan.
Program MBKM ini dianggap kontroversial karena dianggap dapat membunuh
pengetahuan dan keilmuwan.
Tim
Afirmasi I : Alasan
program kampus merdeka belum berjalan di semua
universitas karena program ini harus
dikembangkan secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah. Selain itu, banyak
tenaga pendidik yang belum paham tentang konsep MBKM ini sehingga belum siap
dan kurang antusias untuk mengimplementasikannya. Selain itu, terdapat beberapa
hambatan untuk mengimplementasikan program ini.
Tim
Oposisi I : Lalu
mengapa kita harus menjalankan program ini jika
konsepnya saja masih direncanakan yang
akhirnya banyak menimbulkan kesalahpahaman?
Tim
Afirmasi II : Karena
tidak semua tidak berada dibawah naungan
KEMENDIKBUD dan syarat untuk mengikuti
program MBKM ini harus berada dibawah naungan KEMENDIKBUD.
Tim
Oposisi I : Sebelumnya
telah disebutkan bahwa program ini dijalankan
secara mandiri tanpa adanya campur
tangan dari pemerintah. Program ini tentunya memerlukan biaya tambahan,
sedangkan biaya yang dimiliki pihak kampus saja kebanyakan berasal dari
mahasiswa. Oleh sebab itu, pihak kampus otomatis akan meminta biaya tambahan
juga kepada mahasiswanya.
Tim
Afirmasi II : Sebelumnya
disebutkan "mengapa kuta harus tetap
menjalankan program ini jika konsepnya saja masih direncanakan?", hal itu kembali lagi kepada kesiapan pihak kampus masing-masing. Jika ada satu kampus yang masih merencanakan kegiatannya maka artinya kampus tersebut tidak siap untuk menjalankan program MBKM ini, tetapi jika disebutkan bahwa kampus tersebut sudah terencana maka artinya kampus tersebut sudah memiliki kesiapan untuk menjalankan program kampus merdeka ini.
·
Sesi
IV : Penyampaian kesimpulan atau argumen penguat dari masing-masing tim.
Tim
Oposisi I :
Menurut kami, program MBKM ini bukanlah
solusi yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam menghadapi
perubahan transformasi budaya di era globalisasi dikarenakan dapat menggeser
esensi pendidikan dimana masa-masa kuliah seharusnya dipakai untuk belajar
sebebas mungkin tanpa menghadapi tekanan untuk bekerja selama berada di bangku
kuliah. Yang perlu kuta ketahui, bedakan antara praktis dan akademis, dimana S1
dan S2 itu merupakan pendidikan akademis sehingga wajar saja sehingga isinya
teoritas. Program MBKM ini men-down grade pendidikan akademis ke vokasional dan
inu melenceng dari prosesi pendidikan. Oleh karena itu, jika pendidikan
bertujuan untuk menambah pengalaman, pemerintah seharusnya memperbanyak
politeknik atau regulasinya diperbaiki, seperti program ini dapat dilakukan
setelh skripsi. Menurut kami, program MBKM seperi kegiatan magang ini dilakukan
setelh skripsi agar tidak mengganggu perkuliahan dan memecah fokus mahasiswa
dalam berkuliah.
Tim
Afirmasi I :
Kami menyetujui adanya program kampus
merdeka karena program ini merupakan kebijakan yang dikeluarlan oleh
KEMENDIKBUD dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengasah
kemampuan mereka sesuai bakat dan minat serta kesiapan karir mahasiwa untuk
menanamkan ilmu kepada masalah hidup pada dunia nyata sehingga menjadikan
mahasiswa lulusan yang berkualitas.
Tim
Oposisi II :
Kami tetap tidak mendukung adanya
kampus merdeka karena tidak sedikit bisa mengakibatkan mahasiswa tidak paham
dalam sistem pembelajaran sehingga banyak mahasiswa yang pada akhirnya menjadi
pengangguran.
Tim
Afirmasi II :
Melalui program kampus merdeka yang
dilakukan seama tiga semester atau lebih diluar pembelajaran kampus dapat
menjadikan mahasiswa lebih siap terjun ke dunia pekerjaan. Dengan pengalaman
yang dimiliki, mahasiswa dapat langsung menjalankan posisi atau pekerjaan
sesuai dengan bidang dan pengalaman yang mereka miliki.
·
Penutupan
(oleh moderator).
Baik,
cukup sekian sesi debat oad hari ini, mohon maf apabila ada kesalahan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Pemilu Perebutan tahta sudah dimulai Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan Kejujuran Panitia dipertaruhkan Sebuah pilihan adalah harapa...