Jumat, 30 Mei 2025

Kajian Mimetik Flim negri 5 menara




A. Judul Kajian

Kajian Mimetik terhadap Film "Negeri 5 Menara" Karya Affandi Abdul Rachman

B. Latar Belakang

Film sebagai karya sastra visual tidak hanya menjadi media hiburan, tetapi juga sarana refleksi realitas kehidupan. Salah satu pendekatan dalam mengkaji karya sastra adalah pendekatan mimetik, yaitu menilai sejauh mana karya tersebut meniru atau merepresentasikan realitas kehidupan. Film Negeri 5 Menara adalah contoh film lokal yang mencerminkan kondisi nyata dalam dunia pendidikan pesantren, perjuangan remaja, dan keberagaman budaya Indonesia. Oleh karena itu, film ini menarik untuk dikaji secara mimetik.


---

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk realitas kehidupan yang ditampilkan dalam film Negeri 5 Menara?


2. Sejauh mana film ini mencerminkan kehidupan nyata melalui pendekatan mimetik?




---

D. Tujuan Kajian

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk realitas sosial dan budaya dalam film Negeri 5 Menara.


2. Menganalisis representasi realitas kehidupan dalam film melalui pendekatan mimetik.




---

E. Landasan Teori

Pendekatan mimetik merupakan pendekatan yang melihat karya sastra sebagai cerminan realitas kehidupan. Plato dan Aristoteles merupakan tokoh awal yang memperkenalkan teori ini. Dalam pendekatan ini, keakuratan dan kejujuran penggambaran terhadap dunia nyata menjadi tolok ukur utama dalam menilai suatu karya.


---

F. Sinopsis Singkat Film

Film Negeri 5 Menara diangkat dari novel karya Ahmad Fuadi. Ceritanya berpusat pada kehidupan Alif, seorang remaja dari Maninjau yang awalnya ingin melanjutkan pendidikan ke ITB namun harus mengikuti keinginan ibunya untuk belajar di pesantren. Di Pondok Madani, Alif bertemu lima sahabat dari berbagai daerah. Mereka membentuk ikatan persahabatan dan memiliki mimpi besar. Motto mereka adalah "Man Jadda Wajada", yang artinya "Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil."


---

G. Analisis Mimetik

1. Representasi Kehidupan Pesantren

Film ini menggambarkan kehidupan sehari-hari di pesantren dengan cukup realistis, mulai dari rutinitas bangun pagi, salat berjamaah, belajar kitab, hingga kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini mencerminkan kehidupan nyata santri di banyak pondok pesantren di Indonesia.

2. Nilai-Nilai Pendidikan dan Agama

Pendidikan di Pondok Madani tidak hanya fokus pada ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum dan bahasa asing. Ini mencerminkan realitas pesantren modern yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

3. Konflik Batin dan Harapan Orang Tua

Alif menghadapi dilema antara mengejar mimpinya dan memenuhi harapan ibunya. Ini merupakan konflik yang sering terjadi di kehidupan remaja Indonesia, terutama dalam keluarga yang religius.

4. Keberagaman Sosial dan Budaya

Lima sahabat Alif berasal dari berbagai daerah seperti Medan, Papua, Surabaya, dan Gontor. Ini mencerminkan keberagaman Indonesia dan toleransi antarbudaya dalam lingkungan pendidikan.

5. Semangat Meraih Mimpi

Meskipun berasal dari latar belakang sederhana, para tokoh memiliki mimpi besar. Ini menggambarkan realitas banyak remaja Indonesia yang tetap memiliki cita-cita tinggi di tengah keterbatasan.


---

H. Kesimpulan

Dalam Q.S at - talaq ayat 3 menjelasakan bahwa Allah memberikan rizki dari arah yang tidak di sangka bagi orang yang bertawakal, ditengah keterbatasan jagan menghilangkan cita - cita tinggi yang dipunya,  flim ini bukan hanya hiburan tetapi sarana refleksi realitas kehidupan, yang dimana mengkaji flim ini melalui pendekatan mimetik yaitu menilai sejauh mana karya tersebut meniru atau merepresentasikan realitas kehidupan. Film Negeri 5 Menara adalah contoh film lokal yang mencerminkan kondisi nyata dalam dunia pendidikan pesantren, perjuangan remaja, dan keberagaman budaya Indonesia. Oleh karena itu, film ini menarik untuk dikaji secara mimetik.

Senin, 05 Mei 2025

Kajian flim kapal Van der Wijck



 

KAJIAN UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

I. PENDAHULUAN

 Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck merupakan adaptasi dari novel karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), yang tidak hanya menyuguhkan kisah cinta tragis, tetapi juga mengandung kritik sosial, budaya, dan moral. Film ini sangat relevan dikaji oleh mahasiswa, terutama dalam memahami konflik antara nilai individu dan norma sosial budaya dalam konteks Indonesia.


II. UNSUR INTRINSIK


1. Tema

Tema utama dalam film ini adalah konflik antara cinta dan adat istiadat. Kisah cinta Zainuddin dan Hayati menjadi simbol perjuangan cinta yang terhalang oleh aturan sosial dan garis keturunan.

2. Tokoh dan Perwatakan

Zainuddin: Tokoh utama pria yang cerdas, sabar, dan religius. Ia berasal dari keturunan campuran Minang-Bugis dan sering dipandang rendah.

Hayati: Tokoh wanita yang cantik dan lembut, namun pasif dan tidak mampu menentang adat dan kehendak keluarganya.

Aziz: Suami Hayati, tokoh antagonis yang kaya dan arogan.

Tokoh Pendukung: Orang tua Hayati, tokoh masyarakat, dan teman Zainuddin yang memperkuat konflik sosial.

3. Alur 

Menggunakan alur campuran (maju dan kilas balik) yang memperdalam konflik batin tokoh-tokohnya. Puncaknya adalah tenggelamnya kapal Van Der Wijck yang menjadi simbol kehancuran cinta sejati.

4. Latar

Tempat: Padang Panjang, Batipuh, Makassar, Batavia, dan pelabuhan.

Waktu: Tahun 1930-an, masa kolonial Belanda.

Suasana: Melankolis, tegang, romantis, dan tragis.

5. Gaya Bahasa

 Puitis, sastrawi, dan sarat dengan makna filosofis. Narasi yang digunakan memperkuat emosi dan nilai moral.

6. Amanat

 Film ini menyampaikan pesan bahwa cinta sejati membutuhkan pengorbanan, serta pentingnya menentang ketidakadilan sosial demi kebahagiaan dan kemanusiaan.

III. UNSUR EKSTRINSIK


1. Latar Belakang 

Pengarang Hamka adalah ulama dan sastrawan besar Indonesia yang karyanya selalu mengandung nilai religius dan moral. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh pengalaman hidup serta kondisi sosial budaya saat itu.

2. Nilai Sosial

Film ini mengkritisi stratifikasi sosial dan diskriminasi terhadap keturunan luar Minang. Ini menjadi refleksi terhadap isu sosial yang masih relevan di Indonesia.

3. Nilai Budaya 

Menggambarkan budaya Minangkabau yang menjunjung tinggi adat dan garis keturunan. Sistem matrilineal dan peran keluarga sangat dominan dalam kehidupan individu.

4. Nilai Moral dan Agama 

Zainuddin mencerminkan sosok yang religius dan bermoral tinggi. Film ini mengajarkan pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan kejujuran dalam menghadapi ujian hidup.


IV. KESIMPULAN 

Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah karya yang kaya akan nilai estetika, sosial, budaya, dan religius. Kajian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada mahasiswa tentang kompleksitas hubungan manusia dengan lingkungannya. Film ini tidak hanya menyentuh perasaan, tetapi juga mengajak penonton berpikir kritis terhadap norma sosial yang berlaku.






Rabu, 09 April 2025

Kajian Lirik lagu - Yura Yunita (Tanda)



Lirik Lagu 

Kutarik nafas panjang saat ini

Hembuskan perlahan dan sadari

Ku memang pantas untuk dicintai

Tapi siapa yang 'kan temani?

Jika memang ini benar untukku

Maka dekatkanlah kepadaku

Jika memang ini bukan untukku

Bolehkah kumohon dulu?

Tunjukkan

Jalanku pada-Mu

Untuk bisa merasakan

Kasih-Mu, beriku

Tanda itu

Jika memang ini benar untukku

Maka dekatkanlah kepadaku

Jika memang ini bukan untukku

Bolehkah kumohon dulu?

Oh-oh, tunjukkan

Jalanku pada-Mu

Untuk bisa merasakan

Kasih-Mu, beriku

Tanda itu

Selalu kutunggu-tunggu

Di pergantian malam dan siang-Mu

Selalu kutunggu-tunggu

Tanda-tanda itu

hu-uh-uh-hu

(Jalanku pada-Mu) hu-uh-hu, uh-uh

Untuk bisa merasakan

Kasih-Mu, beriku

Ternyata kurasakan

Ku bisa merasakan

Tanda itu.

Yang dikaji

1. Makna Denotatif dan Konotatif.

Denotatif: yang ada pada lagu ini,i menggambarkan seseorang yang mencari petunjuk atau tanda dalam hidupnya, memohon bimbingan untuk keputusan yang dihadapi.

Konotatif: Lagu ini mencerminkan pencarian spiritual dan introspeksi diri, di mana seseorang berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan untuk mendapatkan petunjuk dalam menjalani kehidupan.

2. Majas.

 Majas Personifikasi: "Tunjukkan jalanku pada-Mu" memberikan kesan seolah-olah Tuhan secara langsung menunjukkan jalan, memberikan sifat manusia pada Tuhan.

Majas Metafora: Penggunaan kata "tanda" sebagai simbol petunjuk atau bimbingan dari Tuhan.

3. Pengindraan.

 Lagu ini membangkitkan pengindraan perasaan melalui lirik yang mendalam dan melodi yang menenangkan, mengajak pendengar untuk merasakan ketenangan dan kedekatan spiritual.

4. Hubungan dengan Tuhan, Alam, dan Manusia

 Lirik lagu menekankan hubungan antara manusia dan Tuhan, di mana manusia memohon petunjuk dan kasih sayang dari-Nya. Tidak terdapat referensi langsung mengenai hubungan dengan alam dalam lirik ini.

5. Isotopi.

Jumlah Perkata: Lirik lagu terdiri dari beberapa bait dengan jumlah kata yang relatif singkat, mencerminkan kesederhanaan dan ketulusan dalam permohonan kepada Tuhan.

Isotopi Lukadan: Tidak terdapat penggunaan lukisan atau gambaran visual yang kompleks dalam lirik ini, fokus lebih pada perasaan dan permohonan.

Isotopi Bahagia: Meskipun lagu ini bernuansa reflektif, terdapat harapan akan kebahagiaan melalui petunjuk dan kasih sayang Tuhan.

6. Struktur Kalimat dan Rima.

Lirik lagu memiliki struktur kalimat yang teratur dan sederhana, memudahkan pendengar untuk memahami pesan yang disampaikan. Terdapat pengulangan pada bagian chorus, seperti "Tunjukkan jalanku pada-Mu" dan "Beri ku tanda itu", yang menegaskan permohonan kepada Tuhan.

7. Tipografi.

Penulisan lirik lagu ini disusun dalam bait-bait yang masing-masing terdiri dari 4 baris, dengan format rata kiri (left-aligned). Tidak ada penggunaan bentuk tipografi khusus seperti centering atau pembentukan menyerupai benda tertentu.

 lagu tanda sama dengan  ayat dalam al quran itu mempunyai arti tanda/ bukti / keajaiban yang ada dalam al quran ayat" merujuk pada kalimat atau bagian dari surah dalam kitab suci tersebut. Ayat-ayat tersebut berfungsi sebagai tanda, bukti, atau mukjizat dari Allah. 

Surah Fushilat ayat 53:

Mengatakan bahwa Allah akan memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di bumi dan pada diri manusia. 


Kamis, 15 Februari 2024

Puisi 20

 Pemilu 

Perebutan tahta sudah dimulai 

Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan

Kejujuran Panitia dipertaruhkan 

Sebuah pilihan adalah harapan 

Hasilnya adalah sebuah kenyataan 
 


Kamis, 01 Februari 2024

hasil Debat sesi 1





LAPORAN HASIL DEBAT BAHASA INDONESIA

KELAS AKSELERASI (KELOMPOK I)

Dosen Pengampu : Lilis Ernawati, M.Pd

 

Hari/Tanggal : Senin, 22 Januari 2023

Mosi Debat    : Kampus Merdeka Solusi Belajar Tepat Bagi Mahasiswa

Narasumber : Sri Ratna Ningrum (Prodi PAI)

Moderator    : Elisa Nurazizah (Prodi Ekonomi Syariah)

Notulen         : Muftia Mutakin (Prodi PGMI)

Peserta Debat :

Tim Afirmasi I

(Prodi PGMI)

Annisa Wulansari

Irmayanti

Nikki Restia

Nita Siti Rahayu

Farista Widia A

Tim Afirmasi II

(Prodi Eksya)

Aulia Maharani

Risfa Nurhafni

Anggi Tarwiya

Riki Irawan

Reinaldi Hadi

Oposisi I

(Prodi Eksya)

Linda Puspita

Ananda Medina

Rahmi Aulia Putri

Sakti Divano

Fahmi Darmaloka

Oposisi II

(Prodi PAI)

Budiman

Rendi Lesmana

Rian Maulana

Randy Achmad

Leni Setiawati

Icha Nurhapidah

 

 

 

 

Aturan Debat :

Peserta debat dibagi menjadi 4 tim, yaitu 2 tim dari pihak oposisi dan 2 tim dari pihak afirmasi. Semua peserta debat diharapkan dapat mengikuti tata tertib yang berlaku, diantaranya :

1.      Pada saat penyampaian topik atau argumen pertama, waktu yang disediakan maksimal 1 menit dan penyampaian topik dilakukan oleh pembicara 1.

2.      Disarankan untuk menyampaikan pernyataan secara profesional, artinya tidak menghina, menguji, maupun merendahkan lawan.

3.      Pernyataan harus berfokus pada permasalahan yang tengah dibahas.

4.      Tidak boleh mengajukan pernyataan atau pertanyaan yang menyerang lawan secara pribadi.

5.      Setiap tim dapat mengomentari argumentasi tim lain maksimal selama 3 menit.

6.      Pembicara yang sedang berbicara memiliki otoritas penuh untuk menerima dan menolak interupsi.

7.      5 menit berikutnya diberikan hak berbicara selama satu menit kepada tim yang mengangkat tangan terlebih dahulu. Tugas ini diberikan kepad pembicara 1, 2, 3 dari masing-masing tim. Tim yang cepat akan mendapatkan kesempatan berbicara lebih banyak.

8.      Hak berbicara dapat digunakan untuk memberikan komentar, sanggahan, dan pertanyaan yang tidak berisi celaan.

9.      Pada sesi terakhir yaitu penyampaian kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik sesuai dengan posisinya dengan batas waktu maksimal hanya tiga menit.


·         Pembukaan (oleh moderator) :

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Ibu Lilis Ernawati, M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia serta teman-teman kelas akselerasi yang berbahagia. Marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di acara debat Bahasa Indonesia kali ini. Topik yang akan kita bahas yaitu mengenai "Kampus Merdeka Solusi Belajar Tepat Bagi Mahasiswa".

 

·         Sesi I : Penyampaian argumen pembuka oleh pembicara satu pada setiap tim.

Tim Oposisi I oleh Linda :

 "Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia" ucap Nelson Mandela. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul pada era revolusi industri 4.0 harus menjadi prioritas pengembangan dunia pendidikan tinggi pada saat ini. Revolusi 4.0 telah menempuh banyak perubahan dan kecepatan di segala bidang kehidupan. Sehingga menuntut para lulusan mereka memiliki kemampuan adaptif yang terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbasis Internet of Thing (IoT) dan outcome. Kami sebagai tim oposisi tidak setuju akan mosi mengenai merdeka belajar untuk kampus merdeka dikarenakan program ini memiliki banyak hal yang kami tentang diantaranya :

1. Kualitas pendidikan yang tidak konsisten. Program ini banyak diragukan di kalangan mahasiswa karena mengubah banyak hal fundamental dalam pendidikan di perguruan tinggi, salah satunya kurikulum.

2. Kemungkinan peningkatan biaya pendidikan. Program MBKM bisa menyebabkan mahasiswa harus menanggung biaya tambahan seperti biaya perjalanan, biaya hidup, dll.

Tim Oposisi II oleh Budiman :

Kami menolak adanya kampus merdeka dikarenakan, yang pertama dinilai belum matang dalam persiapan karena untuk melaksanakan program kampus merdeka diperlukan kesiapan yang lebih lanjut dan persiapan yang matang. Yang kedua, program pendidikan dan perencanaannya belum terencana dengan baik. Yang ketiga, kesiapan sumber daya alam yang tidak terstruktur atau belum terencana.

Tim Afirmasi I oleh Annisa :

Kami setuju dengan adanya program kampus merdeka karena dengan alasan :

1. Memberikan ruang untuk berinovasi.

2. Memberikan kebebasan untuk membuat suatu proses rancangan pemberdayaan sumber daya manusia yang sesuai dengan keilmuan perkembangan teknologi.

3. Menumbuhkan growth mindset pada mahasiswa.

Tim Afirmasi II oleh Aulia :

"Kami setuju dengan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) . Dulu, mahasiswa hanya dituntut untuk belajar di dalam kelas, membaca buku, kemudian mengerjakan tugas yang diberian oleh dosen. Berbeda dengan program MBKM, program ini sangat membantu mahasiswa untuk mengembangkan skillnya. Saat ini, banyak alasan kerja yang tidak hanya dianggap bisa membaca tetapi haru memiliki pengalaman yang mumpuni seperti kegiatan kampus mengajar yang dapat melatih skill mahasiswa dalam cara mengajar sebelum terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.


 

·         Sesi II : Penyampaian pertanyaan pertama oleh narasumber serta tanggapan para peserta debat terhadap pertanyaan yang disampaikan.

Pertanyaan Pertama oleh Sri Ratna (Narasumber) :

 "Apa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam konsep kampus merdeka?"

 

Tim Afirmasi II : Strategi yang bisa diterapkan untuk melibatkan mahasiswa

dalam kegiatan kampus merdeka atau MBKM ini adalah diantaranya :

1. Kesempatan magang. Kesempatan magang, penelitian, dan perkuliahan online juga merupakan bagian dari strategi implementasi agar mahasiswa luar berminat dengan program MBKM. Hal itu berlandaskan pada pokok-pokok kebijakan MBKM khususnya belajar selama tiga semester di luar progrm studi.

2. Mempertahankan status akreditasi. Pengalaman implementasi MBKM di ITB yang dituangkan dalam beberapa penyelenggaraan diantaranya status akreditasi internasional yang diraih prodi harus tetap dipertahankan.

3. Capaian pembelajaran harus tercapai.

Yang lerlu diperhatikan adalah program MBKM jangan sampai menyebabkan penambahan sks seperti yang tertuang dalam kurikulum. Jelasnya, ini juga menyinggung kekhasan program studi dalam penetapan dan penerapan MBKM. Tujuan implementasi juga menjadi sorotan dalam penyelenggaraan MBKM yaitu menguatkan capaian tujuan pendidikan tiap prodi.

4. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di lembaga yang kompeten. Program MBKM juga harus memiliki tujuan memberikan pengalaman bermakna bagi mahasiswa. Selain itu, perguruan tinggi juga dapat menerapkan strategi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan doktor bagi dosen, pengembangan kurikulum yang berbasis kehidupan yang menerapkan perkulian inter-disipliner, serta menerapkan sistem online dan praktik di lapangan yang dituntuk untuk bekerja sama dengan berbagai pihak. Pengembangan mata kuliah managemen inovasi mempersiapkan untuk pembukaan program studi yang relevan dan diperlukan oleh masyarakat. Jadi, mahasiswa bisa memiliki kemudahan untuk mengambil mata kuliah lain yang berada di program tersebut.

Tim Oposisi I (Interupsi) :  Tadi sudah disampaikan oleh tim afirmasi, dikatakan

bahwa program ini dapat memberikan kesempatan magang. Tapi

pada kenyataannya, kesempatan magang diberikan akan terjadinya eksploitasi tenaga kerja yang dimana pekerjaan ini diciptakan untuk para pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang tiggi tetapi diberi gaji yang tidak sesuai dengan skill yang diberikan. Oleh karena itu, hal ini hanya akan menguntungkan pihak kalitalis saja.

Seperti yang terjadi dikatakan oleh Muhammad Albiya salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada sekaligus data analisis Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai program MBKM ini menyebutkan bahwa permasalahan pada pemagangan ini disebabkan oleh beban kerja yang terkadang tidak sesuai dengan job description pada ketentuan awal. Tenaga kerja pada program magang bisa memperoleh jam kerja yang terlalu sedikit atau terlalu banyak bahkan mendapatkan pekerjaan diluar kontrak. Survey dilakukan pada proyek Multatuli dengan melibatkan 157 responden yang merupakan partisipan magang MBKM juga mengungkapkan permasalahan yang sama. Terlihat beberapa masalah yang dialami oleh beberapa peserta magang ini cenderung mengarah pada eksploitasi tenaga kerja.

Tim Afirmasi I (Menanggapi) : Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa harus

mengidentifikasi terlebih dahulu minat dan tujuannya untuk mengikuti program ini. Kemudian, melakukan riset peluangnya, merencanakan dan mendaftarkan diri, aktif berpartisipasi dalam merefleksi dan evaluasi. Untuk masalah gaji yang telah disebutkan, rata-rata mahasiswa mengikuti kegiatan kampus merdeka ini dengan tujuan untuk menambah pengalaman. Jadi, jika bagi mahasiswa mengikuti program kampus merdeka dengan tujuan mendapatkan gaji, maka mereka tidak akan mendapatkan tujuan awalnya karena kunci pertama dari magang di kampus merdeka ini adalah agar mahasiswa inisiatif dan lebih aktif, bukan lagi mengenai masalah pendapatan.

Tim Oposisi I (Interupsi) : Jika kita tidak memikirkan tentang gaji, maka akan

banyak perusahaan yang berpikiran untuk mempekerjakan mahasiswa yang sedang magang saja, tidak akan memedulikan para pekerja yang sudah lulus kuliah. Dan untuk masalah ingin menambah pengalaman, seharusnya pemerintah memperbanyak saja politeknik atau sekolah kejuruan karena universitas dipergunakan untuk menambah riset atau wawasan terkait keilmuwan tertentu.

Tim Afirmasi II (Menanggapi) : Tadi disampaikan bahwa universitas itu hanya

tempat untuk mengkaji ilmu-ilmu tertentu saja, sedangkan pada kenyataannya antara pengetahuan dan keterampilan itu harus balance. Jika universitas dikatakan hanya berfokus untuk menuntut ilmu, maka ketika kita keluar dari universitas maka akan buta akan dunia pekerjaan. Sedangkan pada saat ini, pekerjaan untuk fresh graduate saja dibutuhkan pengalamannya. Jika bukan kita mencari pengalaman di kampus melalui program magang ini, kita harus mencari pengalaman dari mana.

Tim Oposisi II (Menyanggah) : Izin menyanggah argumen dari tim afirmasi

mengenai mahasiwa yang magang tidak harus memedulikan mengenai gaji, sedangkan banyak dari mahasiswa yang kuliah menggunakan biaya sendiri, jika tidak mendapatkan gaji dari hasil magang maka dari mana mahasiswa tersebut harus mendapatkan tambahan biaya untuk perkuliahannya.

 

Tim Afirmasi I : Mengenai biaya perkuliahan mahasiswa, kita tidak hanya

terpaku pada gaji yang didapatkan dari magang. Sebelum mengikuti magang, tentunya banyak dari kita yang sudah memiliki pekerjaan. Maka melalui program MBKM ini tidak lagi terfokus pada gaji, tetapi fokusnya untuk menambah pengalaman diluar dari pekerjaan yang telah dilakukan, jadi kita bisa menyeimbangkan antara pekerjaan yang telah kita miliki dengan pekerjaan yang kita lakukan melalui program magang ini. Tanpa memperhatikan gaji, kita berfokus pada pengalaman terlebih dahulu. Jadi, ketika kita keluar dari universitas kita sudah mendapatkan pengalaman baru, sehingga pengalaman yang kita dapatkan tersebut akan menbawa kita ke dunia pekerjaan yang baru juga.

Tim Oposisi I : Mengenai pekerjaan, disebutkan bahwa pada program magang

ini mahasiswa tidak memperhatikan gaji tetapi hanya berfokus pada pengalaman. Sedangkan, pada realitanya saat ini pekerjaan sangat sulit didapatkan. Bahkan, orang yang memiliki banyak pengalaman alan kalah dengan satu kata yaitu 'NEPOTISME'. Dengan adanya nepotisme, seseorang mahasiswa jika sudah lulus kemudi melamar suatu pekerjaan atau melamar ke suatu instansi, jika mahasiswa memiliki saudara atau kenalan di dalam suatu perusahaan tersebut maka persentase orang tersebut diterima kerja akan lebih besar. Sedangkan, orang yang berpengalaman tanpa adanya orang dalam terkadang dia tertolak. Jadi bagaimana caranya jika kalian terus memotivasi supaya mendapatkan pengalaman, sedangkan realitanya banyak terjadi nepotisme. Kemudian, ada pula yang mengandalkan uang atau menyogok, banyak dari merek yang memilih bekerja dengan cara menyogok agar bisa diterima di suatu pekerjaan, lalu apa gunanya kita memperbanyak pengalaman dan apa langkah kalian untuk membasmi nepotisme tersebut.

 

 

Tim Afirmasi I : Tidak semua orang memiliki orang dalam, artinya itu hanya

terjadi pada beberapa orang. Jadi, selama kita memiliki pengalaman kenapa harus menggunakan cara tersebut. Daripada terus bergelut dengan orang dalam dan sogokan, kenapa tidak kita saja yang menciptakan atau membuka lapangan kerja baru dengan skill atau kemampuan yang kita miliki, kemampuan yang kita capai dan raih selama berkuliah dan mengikuti program magang ini. Sehingga kita memiliki rasa bangga tersendiri.

Tim Afirmasi II : Melalui program MBKM ini juga bisa menambah relasi

sehingga kita bisa lebih mudah dalam mencari pekerjaan lewat informasi-informasi yang diberikan oleh relasi yang kita dapatkan melalui program magang ini.

Tim Afirmasi I : Menambahkan mengenai tidak semua memiliki orang dalam,

lalu mengenai gaji kecil dari program magang ini tidak terlalu menjadi masalah karena sekarang berkat adanya kemajuan teknologi dan skill yang kita miliki, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Jadi, meskipun gaji yang didapat dari program magang sangat kecil, tetapi kita memiliki pendapatan lain melalui kemampuan kita dalam memanfaatkan kemajuan teknologi.

 

·         Sesi III : Penyampaian pertanyaan kedua oleh narasumber.

Pertanyaan Kedua oleh Narasumber :

"Mengapa program kampus merdeka belum berjalan di kalangan semua universitas?"

Tim Oposisi II : Alasannya karena program ini belum matang dalam persiapan

dan pendidikan serat perencanaannya belum terencana dengan baik.

Tim Oposisi I (Menambahkan Argumen) : Terdapat kejadian dimana adanya

kesenjangan bagi jurusan yang kurang berpengaruh contohnya jurusan seni. Adanya kekhawatiran akan kualitas dan ketimpangan kampus serta pengaruh program magang terhadap kualitas pendidikan. Program MBKM ini dianggap kontroversial karena dianggap dapat membunuh pengetahuan dan keilmuwan.

Tim Afirmasi I : Alasan program kampus merdeka belum berjalan di semua

universitas karena program ini harus dikembangkan secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah. Selain itu, banyak tenaga pendidik yang belum paham tentang konsep MBKM ini sehingga belum siap dan kurang antusias untuk mengimplementasikannya. Selain itu, terdapat beberapa hambatan untuk mengimplementasikan program ini.

Tim Oposisi I : Lalu mengapa kita harus menjalankan program ini jika

konsepnya saja masih direncanakan yang akhirnya banyak menimbulkan kesalahpahaman?

Tim Afirmasi II : Karena tidak semua tidak berada dibawah naungan

KEMENDIKBUD dan syarat untuk mengikuti program MBKM ini harus berada dibawah naungan KEMENDIKBUD.

Tim Oposisi I : Sebelumnya telah disebutkan bahwa program ini dijalankan

secara mandiri tanpa adanya campur tangan dari pemerintah. Program ini tentunya memerlukan biaya tambahan, sedangkan biaya yang dimiliki pihak kampus saja kebanyakan berasal dari mahasiswa. Oleh sebab itu, pihak kampus otomatis akan meminta biaya tambahan juga kepada mahasiswanya.

Tim Afirmasi II : Sebelumnya disebutkan "mengapa kuta harus tetap

menjalankan program ini jika konsepnya saja masih direncanakan?", hal itu kembali lagi kepada kesiapan pihak kampus masing-masing. Jika ada satu kampus yang masih merencanakan kegiatannya maka artinya kampus tersebut tidak siap untuk menjalankan program MBKM ini, tetapi jika disebutkan bahwa kampus tersebut sudah terencana maka artinya kampus tersebut sudah memiliki kesiapan untuk menjalankan program kampus merdeka ini.

·         Sesi IV : Penyampaian kesimpulan atau argumen penguat dari masing-masing tim.

Tim Oposisi I :

Menurut kami, program MBKM ini bukanlah solusi yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan transformasi budaya di era globalisasi dikarenakan dapat menggeser esensi pendidikan dimana masa-masa kuliah seharusnya dipakai untuk belajar sebebas mungkin tanpa menghadapi tekanan untuk bekerja selama berada di bangku kuliah. Yang perlu kuta ketahui, bedakan antara praktis dan akademis, dimana S1 dan S2 itu merupakan pendidikan akademis sehingga wajar saja sehingga isinya teoritas. Program MBKM ini men-down grade pendidikan akademis ke vokasional dan inu melenceng dari prosesi pendidikan. Oleh karena itu, jika pendidikan bertujuan untuk menambah pengalaman, pemerintah seharusnya memperbanyak politeknik atau regulasinya diperbaiki, seperti program ini dapat dilakukan setelh skripsi. Menurut kami, program MBKM seperi kegiatan magang ini dilakukan setelh skripsi agar tidak mengganggu perkuliahan dan memecah fokus mahasiswa dalam berkuliah.

Tim Afirmasi I :

Kami menyetujui adanya program kampus merdeka karena program ini merupakan kebijakan yang dikeluarlan oleh KEMENDIKBUD dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengasah kemampuan mereka sesuai bakat dan minat serta kesiapan karir mahasiwa untuk menanamkan ilmu kepada masalah hidup pada dunia nyata sehingga menjadikan mahasiswa lulusan yang berkualitas.

Tim Oposisi II :

Kami tetap tidak mendukung adanya kampus merdeka karena tidak sedikit bisa mengakibatkan mahasiswa tidak paham dalam sistem pembelajaran sehingga banyak mahasiswa yang pada akhirnya menjadi pengangguran.

Tim Afirmasi II :

Melalui program kampus merdeka yang dilakukan seama tiga semester atau lebih diluar pembelajaran kampus dapat menjadikan mahasiswa lebih siap terjun ke dunia pekerjaan. Dengan pengalaman yang dimiliki, mahasiswa dapat langsung menjalankan posisi atau pekerjaan sesuai dengan bidang dan pengalaman yang mereka miliki.

 

·         Penutupan (oleh moderator).

Baik, cukup sekian sesi debat oad hari ini, mohon maf apabila ada kesalahan. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

 

 


Rabu, 31 Januari 2024

Puisi Pemilu

            PEMILU 
Perebutan tahta sudah dimulai 
Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan
Kejujuran petugas dipertaruhkan 
sebuah keputusan jadi harapan 
hasilnya adalah sebuah kenyataan  

Kajian Mimetik Flim negri 5 menara

A. Judul Kajian Kajian Mimetik terhadap Film "Negeri 5 Menara" Karya Affandi Abdul Rachman B. Latar Belakang Film sebagai karya sa...