Perebutan tahta sudah dimulai
Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan
Kejujuran Panitia dipertaruhkan
Sebuah pilihan adalah harapan
Hasilnya adalah sebuah kenyataan
kumpulan tugas
Perebutan tahta sudah dimulai
Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan
Kejujuran Panitia dipertaruhkan
Sebuah pilihan adalah harapan
Hasilnya adalah sebuah kenyataan
LAPORAN HASIL DEBAT BAHASA INDONESIA
KELAS AKSELERASI (KELOMPOK I)
Dosen Pengampu : Lilis Ernawati, M.Pd
Hari/Tanggal
: Senin, 22 Januari 2023
Mosi
Debat : Kampus Merdeka Solusi Belajar
Tepat Bagi Mahasiswa
Narasumber
: Sri Ratna Ningrum (Prodi PAI)
Moderator : Elisa Nurazizah (Prodi Ekonomi Syariah)
Notulen : Muftia Mutakin (Prodi PGMI)
Peserta
Debat :
Tim Afirmasi I (Prodi PGMI) Annisa
Wulansari Irmayanti Nikki
Restia Nita
Siti Rahayu Farista
Widia A |
Tim Afirmasi II (Prodi Eksya) Aulia
Maharani Risfa
Nurhafni Anggi
Tarwiya Riki
Irawan Reinaldi
Hadi |
Oposisi I (Prodi Eksya) Linda
Puspita Ananda
Medina Rahmi
Aulia Putri Sakti
Divano Fahmi
Darmaloka |
Oposisi II (Prodi PAI) Budiman Rendi
Lesmana Rian
Maulana Randy
Achmad Leni Setiawati Icha
Nurhapidah |
Aturan
Debat :
Peserta debat dibagi menjadi 4 tim,
yaitu 2 tim dari pihak oposisi dan 2 tim dari pihak afirmasi. Semua peserta
debat diharapkan dapat mengikuti tata tertib yang berlaku, diantaranya :
1. Pada saat penyampaian topik atau
argumen pertama, waktu yang disediakan maksimal 1 menit dan penyampaian topik
dilakukan oleh pembicara 1.
2. Disarankan untuk menyampaikan
pernyataan secara profesional, artinya tidak menghina, menguji, maupun
merendahkan lawan.
3. Pernyataan harus berfokus pada
permasalahan yang tengah dibahas.
4. Tidak boleh mengajukan pernyataan atau
pertanyaan yang menyerang lawan secara pribadi.
5. Setiap tim dapat mengomentari
argumentasi tim lain maksimal selama 3 menit.
6. Pembicara yang sedang berbicara
memiliki otoritas penuh untuk menerima dan menolak interupsi.
7. 5 menit berikutnya diberikan hak
berbicara selama satu menit kepada tim yang mengangkat tangan terlebih dahulu.
Tugas ini diberikan kepad pembicara 1, 2, 3 dari masing-masing tim. Tim yang
cepat akan mendapatkan kesempatan berbicara lebih banyak.
8. Hak berbicara dapat digunakan untuk
memberikan komentar, sanggahan, dan pertanyaan yang tidak berisi celaan.
9. Pada sesi terakhir yaitu penyampaian
kesimpulan, setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik
sesuai dengan posisinya dengan batas waktu maksimal hanya tiga menit.
·
Pembukaan
(oleh moderator) :
Assalamu'alaikum
Wr. Wb.
Yang
terhormat Ibu Lilis Ernawati, M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia serta
teman-teman kelas akselerasi yang berbahagia. Marilah kita panjatkan puji dan
syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat kesehatan sehingga kita dapat
berkumpul di acara debat Bahasa Indonesia kali ini. Topik yang akan kita bahas
yaitu mengenai "Kampus Merdeka Solusi Belajar Tepat Bagi Mahasiswa".
·
Sesi
I : Penyampaian argumen pembuka oleh pembicara satu pada setiap tim.
Tim
Oposisi I oleh Linda
:
"Pendidikan adalah senjata paling ampuh
untuk mengubah dunia" ucap Nelson Mandela. Upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang unggul pada era revolusi industri 4.0 harus menjadi
prioritas pengembangan dunia pendidikan tinggi pada saat ini. Revolusi 4.0
telah menempuh banyak perubahan dan kecepatan di segala bidang kehidupan.
Sehingga menuntut para lulusan mereka memiliki kemampuan adaptif yang
terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbasis Internet of
Thing (IoT) dan outcome. Kami sebagai tim oposisi tidak setuju akan mosi
mengenai merdeka belajar untuk kampus merdeka dikarenakan program ini memiliki
banyak hal yang kami tentang diantaranya :
1. Kualitas pendidikan yang tidak konsisten.
Program ini banyak diragukan di kalangan mahasiswa karena mengubah banyak hal
fundamental dalam pendidikan di perguruan tinggi, salah satunya kurikulum.
2. Kemungkinan peningkatan biaya pendidikan. Program MBKM bisa menyebabkan mahasiswa harus menanggung biaya tambahan seperti biaya perjalanan, biaya hidup, dll.
Tim
Oposisi II oleh Budiman :
Kami menolak adanya kampus merdeka
dikarenakan, yang pertama dinilai belum matang dalam persiapan karena untuk
melaksanakan program kampus merdeka diperlukan kesiapan yang lebih lanjut dan
persiapan yang matang. Yang kedua, program pendidikan dan perencanaannya belum
terencana dengan baik. Yang ketiga, kesiapan sumber daya alam yang tidak
terstruktur atau belum terencana.
Tim
Afirmasi I oleh Annisa
:
Kami setuju dengan adanya program
kampus merdeka karena dengan alasan :
1. Memberikan ruang untuk berinovasi.
2. Memberikan kebebasan untuk membuat
suatu proses rancangan pemberdayaan sumber daya manusia yang sesuai dengan
keilmuan perkembangan teknologi.
3. Menumbuhkan growth mindset pada
mahasiswa.
Tim
Afirmasi II oleh Aulia :
"Kami setuju dengan merdeka
belajar kampus merdeka (MBKM) . Dulu, mahasiswa hanya dituntut untuk belajar di
dalam kelas, membaca buku, kemudian mengerjakan tugas yang diberian oleh dosen.
Berbeda dengan program MBKM, program ini sangat membantu mahasiswa untuk
mengembangkan skillnya. Saat ini, banyak alasan kerja yang tidak hanya dianggap
bisa membaca tetapi haru memiliki pengalaman yang mumpuni seperti kegiatan
kampus mengajar yang dapat melatih skill mahasiswa dalam cara mengajar sebelum
terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.
·
Sesi
II : Penyampaian pertanyaan pertama oleh narasumber serta tanggapan para
peserta debat terhadap pertanyaan yang disampaikan.
Pertanyaan
Pertama oleh Sri Ratna (Narasumber) :
"Apa strategi yang dapat diterapkan untuk
meningkatkan keterlibatan mahasiswa dalam konsep kampus merdeka?"
Tim Afirmasi II : Strategi yang bisa diterapkan untuk
melibatkan mahasiswa
dalam kegiatan kampus merdeka atau MBKM
ini adalah diantaranya :
1. Kesempatan magang. Kesempatan
magang, penelitian, dan perkuliahan online juga merupakan bagian dari strategi
implementasi agar mahasiswa luar berminat dengan program MBKM. Hal itu
berlandaskan pada pokok-pokok kebijakan MBKM khususnya belajar selama tiga
semester di luar progrm studi.
2. Mempertahankan status akreditasi.
Pengalaman implementasi MBKM di ITB yang dituangkan dalam beberapa
penyelenggaraan diantaranya status akreditasi internasional yang diraih prodi
harus tetap dipertahankan.
3. Capaian pembelajaran harus tercapai.
Yang lerlu diperhatikan adalah program
MBKM jangan sampai menyebabkan penambahan sks seperti yang tertuang dalam
kurikulum. Jelasnya, ini juga menyinggung kekhasan program studi dalam
penetapan dan penerapan MBKM. Tujuan implementasi juga menjadi sorotan dalam
penyelenggaraan MBKM yaitu menguatkan capaian tujuan pendidikan tiap prodi.
4. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk belajar di lembaga yang kompeten. Program MBKM juga harus memiliki tujuan
memberikan pengalaman bermakna bagi mahasiswa. Selain itu, perguruan tinggi
juga dapat menerapkan strategi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan doktor bagi dosen, pengembangan kurikulum yang berbasis
kehidupan yang menerapkan perkulian inter-disipliner, serta menerapkan sistem
online dan praktik di lapangan yang dituntuk untuk bekerja sama dengan berbagai
pihak. Pengembangan mata kuliah managemen inovasi mempersiapkan untuk pembukaan
program studi yang relevan dan diperlukan oleh masyarakat. Jadi, mahasiswa bisa
memiliki kemudahan untuk mengambil mata kuliah lain yang berada di program
tersebut.
Tim Oposisi I (Interupsi) : Tadi sudah disampaikan oleh tim afirmasi, dikatakan
bahwa program ini dapat memberikan
kesempatan magang. Tapi
pada kenyataannya, kesempatan magang
diberikan akan terjadinya eksploitasi tenaga kerja yang dimana pekerjaan ini
diciptakan untuk para pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang tiggi
tetapi diberi gaji yang tidak sesuai dengan skill yang diberikan. Oleh karena
itu, hal ini hanya akan menguntungkan pihak kalitalis saja.
Seperti yang terjadi dikatakan oleh
Muhammad Albiya salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada
sekaligus data analisis Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai program MBKM ini
menyebutkan bahwa permasalahan pada pemagangan ini disebabkan oleh beban kerja
yang terkadang tidak sesuai dengan job description pada ketentuan awal. Tenaga
kerja pada program magang bisa memperoleh jam kerja yang terlalu sedikit atau
terlalu banyak bahkan mendapatkan pekerjaan diluar kontrak. Survey dilakukan
pada proyek Multatuli dengan melibatkan 157 responden yang merupakan partisipan
magang MBKM juga mengungkapkan permasalahan yang sama. Terlihat beberapa
masalah yang dialami oleh beberapa peserta magang ini cenderung mengarah pada
eksploitasi tenaga kerja.
Tim
Afirmasi I (Menanggapi) : Maka
dari itu, kita sebagai mahasiswa harus
mengidentifikasi terlebih dahulu minat
dan tujuannya untuk mengikuti program ini. Kemudian, melakukan riset
peluangnya, merencanakan dan mendaftarkan diri, aktif berpartisipasi dalam
merefleksi dan evaluasi. Untuk masalah gaji yang telah disebutkan, rata-rata
mahasiswa mengikuti kegiatan kampus merdeka ini dengan tujuan untuk menambah
pengalaman. Jadi, jika bagi mahasiswa mengikuti program kampus merdeka dengan
tujuan mendapatkan gaji, maka mereka tidak akan mendapatkan tujuan awalnya
karena kunci pertama dari magang di kampus merdeka ini adalah agar mahasiswa
inisiatif dan lebih aktif, bukan lagi mengenai masalah pendapatan.
Tim
Oposisi I (Interupsi) : Jika
kita tidak memikirkan tentang gaji, maka akan
banyak perusahaan yang berpikiran untuk
mempekerjakan mahasiswa yang sedang magang saja, tidak akan memedulikan para
pekerja yang sudah lulus kuliah. Dan untuk masalah ingin menambah pengalaman,
seharusnya pemerintah memperbanyak saja politeknik atau sekolah kejuruan karena
universitas dipergunakan untuk menambah riset atau wawasan terkait keilmuwan
tertentu.
Tim
Afirmasi II (Menanggapi) : Tadi
disampaikan bahwa universitas itu hanya
tempat untuk mengkaji ilmu-ilmu
tertentu saja, sedangkan pada kenyataannya antara pengetahuan dan keterampilan
itu harus balance. Jika universitas dikatakan hanya berfokus untuk menuntut
ilmu, maka ketika kita keluar dari universitas maka akan buta akan dunia
pekerjaan. Sedangkan pada saat ini, pekerjaan untuk fresh graduate saja
dibutuhkan pengalamannya. Jika bukan kita mencari pengalaman di kampus melalui
program magang ini, kita harus mencari pengalaman dari mana.
Tim
Oposisi II (Menyanggah) : Izin
menyanggah argumen dari tim afirmasi
mengenai mahasiwa yang magang tidak
harus memedulikan mengenai gaji, sedangkan banyak dari mahasiswa yang kuliah
menggunakan biaya sendiri, jika tidak mendapatkan gaji dari hasil magang maka
dari mana mahasiswa tersebut harus mendapatkan tambahan biaya untuk
perkuliahannya.
Tim
Afirmasi I : Mengenai
biaya perkuliahan mahasiswa, kita tidak hanya
terpaku pada gaji yang didapatkan dari
magang. Sebelum mengikuti magang, tentunya banyak dari kita yang sudah memiliki
pekerjaan. Maka melalui program MBKM ini tidak lagi terfokus pada gaji, tetapi
fokusnya untuk menambah pengalaman diluar dari pekerjaan yang telah dilakukan,
jadi kita bisa menyeimbangkan antara pekerjaan yang telah kita miliki dengan
pekerjaan yang kita lakukan melalui program magang ini. Tanpa memperhatikan
gaji, kita berfokus pada pengalaman terlebih dahulu. Jadi, ketika kita keluar
dari universitas kita sudah mendapatkan pengalaman baru, sehingga pengalaman
yang kita dapatkan tersebut akan menbawa kita ke dunia pekerjaan yang baru
juga.
Tim
Oposisi I : Mengenai
pekerjaan, disebutkan bahwa pada program magang
ini mahasiswa tidak memperhatikan gaji
tetapi hanya berfokus pada pengalaman. Sedangkan, pada realitanya saat ini pekerjaan
sangat sulit didapatkan. Bahkan, orang yang memiliki banyak pengalaman alan
kalah dengan satu kata yaitu 'NEPOTISME'. Dengan adanya nepotisme, seseorang
mahasiswa jika sudah lulus kemudi melamar suatu pekerjaan atau melamar ke suatu
instansi, jika mahasiswa memiliki saudara atau kenalan di dalam suatu
perusahaan tersebut maka persentase orang tersebut diterima kerja akan lebih
besar. Sedangkan, orang yang berpengalaman tanpa adanya orang dalam terkadang
dia tertolak. Jadi bagaimana caranya jika kalian terus memotivasi supaya
mendapatkan pengalaman, sedangkan realitanya banyak terjadi nepotisme.
Kemudian, ada pula yang mengandalkan uang atau menyogok, banyak dari merek yang
memilih bekerja dengan cara menyogok agar bisa diterima di suatu pekerjaan, lalu
apa gunanya kita memperbanyak pengalaman dan apa langkah kalian untuk membasmi
nepotisme tersebut.
Tim
Afirmasi I : Tidak
semua orang memiliki orang dalam, artinya itu hanya
terjadi pada beberapa orang. Jadi,
selama kita memiliki pengalaman kenapa harus menggunakan cara tersebut.
Daripada terus bergelut dengan orang dalam dan sogokan, kenapa tidak kita saja
yang menciptakan atau membuka lapangan kerja baru dengan skill atau kemampuan
yang kita miliki, kemampuan yang kita capai dan raih selama berkuliah dan
mengikuti program magang ini. Sehingga kita memiliki rasa bangga tersendiri.
Tim
Afirmasi II : Melalui
program MBKM ini juga bisa menambah relasi
sehingga kita bisa lebih mudah dalam
mencari pekerjaan lewat informasi-informasi yang diberikan oleh relasi yang
kita dapatkan melalui program magang ini.
Tim
Afirmasi I : Menambahkan
mengenai tidak semua memiliki orang dalam,
lalu mengenai gaji kecil dari program
magang ini tidak terlalu menjadi masalah karena sekarang berkat adanya kemajuan
teknologi dan skill yang kita miliki, kita bisa memanfaatkan kemajuan teknologi
ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Jadi, meskipun gaji yang didapat
dari program magang sangat kecil, tetapi kita memiliki pendapatan lain melalui
kemampuan kita dalam memanfaatkan kemajuan teknologi.
·
Sesi
III : Penyampaian pertanyaan kedua oleh narasumber.
Pertanyaan
Kedua oleh Narasumber :
"Mengapa program kampus merdeka belum berjalan di kalangan semua universitas?"
Tim
Oposisi II : Alasannya
karena program ini belum matang dalam persiapan
dan pendidikan serat perencanaannya belum terencana dengan baik.
Tim
Oposisi I (Menambahkan Argumen) : Terdapat kejadian dimana adanya
kesenjangan bagi jurusan yang kurang
berpengaruh contohnya jurusan seni. Adanya kekhawatiran akan kualitas dan
ketimpangan kampus serta pengaruh program magang terhadap kualitas pendidikan.
Program MBKM ini dianggap kontroversial karena dianggap dapat membunuh
pengetahuan dan keilmuwan.
Tim
Afirmasi I : Alasan
program kampus merdeka belum berjalan di semua
universitas karena program ini harus
dikembangkan secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah. Selain itu, banyak
tenaga pendidik yang belum paham tentang konsep MBKM ini sehingga belum siap
dan kurang antusias untuk mengimplementasikannya. Selain itu, terdapat beberapa
hambatan untuk mengimplementasikan program ini.
Tim
Oposisi I : Lalu
mengapa kita harus menjalankan program ini jika
konsepnya saja masih direncanakan yang
akhirnya banyak menimbulkan kesalahpahaman?
Tim
Afirmasi II : Karena
tidak semua tidak berada dibawah naungan
KEMENDIKBUD dan syarat untuk mengikuti
program MBKM ini harus berada dibawah naungan KEMENDIKBUD.
Tim
Oposisi I : Sebelumnya
telah disebutkan bahwa program ini dijalankan
secara mandiri tanpa adanya campur
tangan dari pemerintah. Program ini tentunya memerlukan biaya tambahan,
sedangkan biaya yang dimiliki pihak kampus saja kebanyakan berasal dari
mahasiswa. Oleh sebab itu, pihak kampus otomatis akan meminta biaya tambahan
juga kepada mahasiswanya.
Tim
Afirmasi II : Sebelumnya
disebutkan "mengapa kuta harus tetap
menjalankan program ini jika konsepnya saja masih direncanakan?", hal itu kembali lagi kepada kesiapan pihak kampus masing-masing. Jika ada satu kampus yang masih merencanakan kegiatannya maka artinya kampus tersebut tidak siap untuk menjalankan program MBKM ini, tetapi jika disebutkan bahwa kampus tersebut sudah terencana maka artinya kampus tersebut sudah memiliki kesiapan untuk menjalankan program kampus merdeka ini.
·
Sesi
IV : Penyampaian kesimpulan atau argumen penguat dari masing-masing tim.
Tim
Oposisi I :
Menurut kami, program MBKM ini bukanlah
solusi yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam menghadapi
perubahan transformasi budaya di era globalisasi dikarenakan dapat menggeser
esensi pendidikan dimana masa-masa kuliah seharusnya dipakai untuk belajar
sebebas mungkin tanpa menghadapi tekanan untuk bekerja selama berada di bangku
kuliah. Yang perlu kuta ketahui, bedakan antara praktis dan akademis, dimana S1
dan S2 itu merupakan pendidikan akademis sehingga wajar saja sehingga isinya
teoritas. Program MBKM ini men-down grade pendidikan akademis ke vokasional dan
inu melenceng dari prosesi pendidikan. Oleh karena itu, jika pendidikan
bertujuan untuk menambah pengalaman, pemerintah seharusnya memperbanyak
politeknik atau regulasinya diperbaiki, seperti program ini dapat dilakukan
setelh skripsi. Menurut kami, program MBKM seperi kegiatan magang ini dilakukan
setelh skripsi agar tidak mengganggu perkuliahan dan memecah fokus mahasiswa
dalam berkuliah.
Tim
Afirmasi I :
Kami menyetujui adanya program kampus
merdeka karena program ini merupakan kebijakan yang dikeluarlan oleh
KEMENDIKBUD dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengasah
kemampuan mereka sesuai bakat dan minat serta kesiapan karir mahasiwa untuk
menanamkan ilmu kepada masalah hidup pada dunia nyata sehingga menjadikan
mahasiswa lulusan yang berkualitas.
Tim
Oposisi II :
Kami tetap tidak mendukung adanya
kampus merdeka karena tidak sedikit bisa mengakibatkan mahasiswa tidak paham
dalam sistem pembelajaran sehingga banyak mahasiswa yang pada akhirnya menjadi
pengangguran.
Tim
Afirmasi II :
Melalui program kampus merdeka yang
dilakukan seama tiga semester atau lebih diluar pembelajaran kampus dapat
menjadikan mahasiswa lebih siap terjun ke dunia pekerjaan. Dengan pengalaman
yang dimiliki, mahasiswa dapat langsung menjalankan posisi atau pekerjaan
sesuai dengan bidang dan pengalaman yang mereka miliki.
·
Penutupan
(oleh moderator).
Baik,
cukup sekian sesi debat oad hari ini, mohon maf apabila ada kesalahan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Nama Kelompok :
Annisa Wulansari
Dapik Arsil
Farista Widia Afilah
Faudziyah Ulfa Azzahra
Irmayanti
Lutfia Mutiati Dini
Nita Siti Rahayu
Salsa Tiara
Tanu
Wijaya
Judul : Bullying Jenis Drama : Tragedi
Narator :
Annisa Wulansari
Pemeran :
● Dapik Arsil sebaga
anak paling keren (tukang bully)
● Farista Widia (anak baik)
●
Faudziyah Ulfa Azzahra Sebagai Dosen
● Irmayanti sebagai
Guru BK
●
Lutfia Mutiati Dini (anak orang kaya, tukang bully)
● Nita Siti Rahayu (Anak Donatur, tukang
bully)
● Salsa Tiara
(anak Donatur, ikut-ikutan bully)
●
Tanu Wijaya (pintar,
dapet beasiswa, anak yang dibully)
Tanu Wijaya
adalah mahasiswa yang mendapat beasiswa karena kecerdasannya. Tanu selalu
dibuli oleh teman-temannya karena orang tua temannya adalah
seorang donatur kampus. Tanu harus belajar bagaimana menghadapi situasi
sulit ini sambil tetap mempertahankan kepercayaan dirinya dan memperjuangkan
hak-haknya di lingkungan kampus yang penuh tekanan. Sementara itu, Tanu juga
harus menemukan cara untuk menangani hubungannya dengan teman-temannya yang
membullynya, dan mencoba memahami alasan di balik perilaku mereka. Di tengah
semua ini, Tanu bertekad untuk tidak menyerah dan memperjuangkan haknya untuk
diperlakukan dengan adil, sambil belajar tentang pentingnya kesetiaan,
persahabatan, dan kejujuran. Hingga pada akhirnya
Farista, seorang anak yang baik hati, secara diam-diam merekam suatu
kejadian yang membuat semuanya terungkap.
Awal pembelajaran semester 2 sudah dimulai, suara riuh anak-anak sudah
mulai
memenuhi ruangan kelas, satu persatu dosen
mulai memberikan pembelajaran baik itu teori ataupun penugasan.
Nita : (masuk kelas sambil
menyapa teman-temannya yang sudah datang
lebih awal)
“Hallo gays”
Lutfia : “Hii”
Salsa : “Hii”(Sambil melambaikan tangan)
Nita : “Eh kalian udah ngerjain tugas belum?”
Lutfia :
“hah tugas yang mana, hari ini ada tugas ya?”
Nita : “iya
hari hari ini ada tugas, aku juga ini belum ngerjain”
(Teman-temanya kaget
sambil membuka bukunya
masing-masing dan mencari tugas yang dimaksud Nita)
Lutfia : “oh yang ini, mana tugasnya susah lagi”
Salsa : “Beluum”
Nita : “kalo kita nyuruh ke siswa baru gimana, siswa beasiswa pasti pinter tuh”
Lutfia : “boleh juga tuh”
Nita : “eh, dateng tuh”
(Keadaan langsung hening, ketika Tanu seorang siswa
beasiswa itu memasuki kelas).
Lutfia :
“ekhem,”
Nita : “pusing ya, tugasnya susah banget”
Lutfia : “kamu udah ngerjain tugas belum?” tanya pada Tanu.
Tanu : “belum”
Nita : “masa sih belum,coba liat dong?udah tuh” balas Nita sambil melirik
buku Tanu.
Lutfia : “boong
tuh, aku belum
nih boleh bantuin
gak, kerjain punyaku
sekalian dong”
Nita : “iya nih aku juga belum ngerjain, kalo gak ngerjain
nanti kita dihukum
terus nilai kita jelek, boleh bantuin dong kita kan sahabat”
Dapik : “iya” ikut-ikutan karena sama-sama belum ngerjain tugas.
Lutfia : “kita kan besty”
Nita : “ini tugasnya,
boleh yah, kita kan temen” suruh Nita sambil memberikan bukunya kepada Tanu.
Lutfia : “boleh
dong”rayu Lutfia sambil
memberikan bukunya pada Tanu mengikuti
(Dua siswa lainnya Dapik dan Salsa juga ikut-ikutan memberikan tugasnya)
Nita : “sebelum
dosennya, dateng kerjain
satu-satu ya, Oke dong”
Lutfia : “oke lah”
Nita : “ aduh aku mendadak mules nih, aku ke toilet dulu ya”
(Tanu hanya diam tidak bisa menolak
dan berkata-kata)
Dosen : “silahkan para mahasiswa untuk mengumpulkan tugasnya yang sudah ibu tugaskan diminggu kemarin, silahkan kumpulan kedepan”
Hari itu pun tiba, penugasan yang telah berikan
harus dikumpulkan satu persatu pun mulai mengumpulkan tugasnya
Dosen : “ini kenapa tugasnya
kok salah semua ya kalian berempat” menunjuk kepada Dapik, Lutfia, Nita dan
Salsa.
Nita : “gak mungkin buk”
Lutfia : “masa sih salah bu,kok salah”
Salsa : “gak mungkin salah buk”
Lutfia : “iya buk”
Dapik :
“iya buk”
Dosen : “Jawabannya sama semua, salahnya
sama di nomer yang sama, silahkan
ambil kembali” bentak bu Dosen sambil membanting buku.
(4 anak itu pun mengambil bukunya kembali)
(Jam istirahat)
Nita : “Tanu mau ikut ke kantin gak sama kita”
ajak Nita sambil menepuk punggung Tanu sembari
menempelkan sesuatu pada punggungnya.
Tanu : “gak ah” tolak Tanu dan langsung
berdiri untuk pergi.
(Ketika satu langkah Tanu berjalan Dapik
dengan sengaja menengkas kaki Tanu sehingga
membuatnya jatuh lalu terlihat jelas kertas yang menempel pada punggung Tanu,
yang bertulisan Saya miskin dan sombong jangan tanya saya!. Tanu pun langsung
pergi meninggalkan kelas)
Tanu pun dibuat menyerah dengan perbuatan kelompok pembuli itu, mereka terus memaksa Tanu untuk melakukan apa yang mereka inginkan
Lutfia : “gimana kalo kita kasih pelajaran buat si Tanu?”
Nita : “iyah,
gara-gara si Tanu,
kita tadi jadi dimarahin sama ibu”
Salsa : “iya, bikin kesel gak sih”
Nita : “kita usilin aja yuk!”
Salsa : “Ayo, boleh”
Dapik :
“ayuk”
Nita : “kebetulan aku bawa garam, gimana kita masukin botol ini aja(sambil
memegang botol), terus kita kasih si Tanu”
Lutfia : “tapi nanti yang ngasih minumnya siapa?”
Nita : “Dapik aja biar dia mau”
Dapik :
“ya udah biar aku aja yang ngasih”
Nita : “campurin garam nya” kata Nita sambil menuangkan garam pada botol minuman.
Lutfia : “eh awas nanti ada yang liat, tutupin tutupin!”
Salsa :(menutupi kelakuan Nita dengan badannya)
Lutfia :“ haha,
pasti dia bakal keasinan”
Nita : “Dapik
nanti kamu kasih
dia gimana pun caranya dia harus mau minum”
Lutfia : “iya, kalo dia gak mau paksa
aja sampe dia mau minum”
Dapik :
“okey”
Lutfia : “semoga
aja kita berhasil”
(Mereka menghampiri Tanu yang sedang duduk)
Dapik : “heh Tanu, ini ada minuman
buat kamu, minum
nih!, enak tau minumannya”
Tanu :
“gak ah, gak mau”
Dapik : “ambil aja nih, cepet minum”paksa Dapik sambil memberikan minumannya.
Nita : “ayok cepet minum!, kita udah jauh-jauh beli,
tinggal diminum”
Salsa : “ayok minum!”
Lutfia : “itu minuman
mahal loh, kamu pasti belum pernah nyobain”
Karena provokasi teman-temanya akhirnya Tanu meminumnya
Nita : “yang banyak minumnya”
Tanu : “okhok,”(memuntahkan
minuman karena keasinan)
Nita : “hahaha, gimana
rasanya enak kan”
(Tanu pun langsung
melempar botol minuman
itu, lalu pergi, sedangkan mereka berempat
tertawa kegirangan melihat Tanu yang terlihat kesal)
Nita : “Rencana sukses,
haha”
Nita : “eh aku ada ide buat kerjain
si Tanu” Lutfia : “apaan?”
Nita : “ mumpung si Tanu gak ada,
kita masukin HP ke tasnya terus nanti aku pura-pura kehilangan HP mahal aku, oke”
(Nita memasukan HP nya kedalam tas Tanu)
Lutfia :“oke” Nita : “sip”
“Gak ada orang kan aman”
Dapik : “aman”
Lutfia : “aman”
Ketika Tanu memasuki
ruang kelas teman-temanku membicarakan HP yang hilang
Nita : “eh HP aku hilang,
Salsa : “hah, kok bisa”
Nita :“iya, hilang HP aku, gimana nih nanti mamih marah deh, itu kan HP keluaran
terbaru”
Salsa : “terus gimana dong”
Lutfia : *jangan-jangan kamu yang ambil”(sambil menunjuk
Tanu)
Tanu : “nggak”
Dapik : “kamu ambil
ya”
Nita : “iya, pasti kamu ambil yah”
Salsa : “iya ngaku aja”
Lutfia : “ngaku”(berteriak)
Nita : “kamu syirik ya aku punya HP baru”
Lutfia : “Itu HP mahal tau”
(Tanu hanya kebingungan karena tidak tahu apa-apa)
Nita : “kamu mau ya, kalo mau bilang aja, gak usah ambil punya orang”
Tanu : “aku gak tau apa-apa”
Dapik : “coba cek tasnya”
Tanu : “cek aja, gak ada”(memberikan tasnya)
Lutfia : “ayo cek”
Nita : “coba liat dulu tasnya”
(Lutfia dan Nita menggeledah isi tas Tanu)
Nita : “keluarin semua isi tasnya, pasti dia sembunyiin nih”
Lutfia : “ini apa?”(menemukan
HP di tas Tanu)
Nita : “tuh kan ada”
Tanu : “bukan
aku yang ambil”
Lutfia : “bohong,
ini buktinya”(sambil memgang HP)
Nita : “tuh udah ada buktinya, udah ngaku aja”
Salsa : “tuh
kan pasti kamu yang ambil”(menunjuk Tanu)
Nita : “kalo mah bilang aja, gak usah ambil punya
orang”
(Ketika Tanu sedang difitnah
oleh tema-temanya, salah satu siswa(Farista) keluar kelas dan pergi menuju ruang BK, tanpa mereka
sadari ternyata Farista memberikan bukti pembulian terhadap Tanu kepada guru
BK)
Farista : “Permisi ibu, Aku mauaporin Tanu anak baru itu, dia difitnah sama geng anak kaya”
Ibu BK : “Yang mana? difitnah apa? kejadiannya bagaimana?”
Farista : “aku sempat video bu, sebentar”(sambil mencari sesuatu
di HP nya) (Farista menunjukkan bukti video kepada ibu BK)
Farista : “dia sengaja
masukin HP ke tas Tanu”
Ibu BK : “oh seperti
itu, ya udah kali gitu nanti ibu akan panggil
mereka” “Makasih informasinya”
Farista : *iya buk”
(Di ruang BK, semua siswa
berkumpul didepan Guru BK) Ibu BK : “kalian
tahu gak kenapa
kalian ibu panggil
kesini?” Lutfia : “nggak tau
bu”
Nita : “itu kayaknya
masalah HP aku pasti”(berbisik
pada Lutfia tapi terdengar oleh Ibu)
Ibu BK : “apa coba
ulangi”
Nita : “itu yang ambil HP aku”
Lutfia : “iya Bu bener, Tanu ngambil HP”
Ibu BK : “Tanu
yang ini kan”(sambil menunjuk
pada Tanu)
Ibu BK : “Tanu berdiri
disini, di sebelah
ibu”
(Tanu menghampiri ibu) Ibu BK : “Tanu yang ini?”
Nita :
“iya buk”
Ibu BK : “Tanu tidak
mungkin melakukan hal seperti, Tanu ini kan orang baik,
rajin, pintar Nita :
“orang udah ada buktinya buk”
Lutfia : “iya buk, dia itu syirik
pengen HP kayak kita”
Ibu BK : “bener dia yang ambil?apa jangan-jangan ini ulah kalian?”
\ Lutfia : “masa kita bikin drama kayak
gitu sih buk”
Ibu BK : “Ibu sudah tahu semuanya,
ternyata Tanu tidak salah apa-apa,
makanya ibu panggil kalian
semua kesini”
Lutfia : “gak mungkin, ibu pasti mau nakut-nakutin kita aja kan
buk”
“kita udah yakin Tanu pasti yang ambil, orang HP nya ada ditas Tanu kok buk”
Nita : “Iya buk, orang
miskin itu gak bakal kebeli
HP itu, orang
HP itu keluaran terbaru”
Ibu BK : “oh gitu”
Nita : “iya”
Ibu BK : “Mau ibu perlihatkan buktinya?”
Lutfia : “ibu pasti bohong, pasti cuma nakut-nakutin kita aja”
Ibu BK : “Ibu tidak
nakut-nakutin kalian, ibu sudah punya
buktinya, bukan Tanu yang ambil HP nya”
Lutfia : “terus siapa kali bukan dia?, orang HP nya ada di tasnya buk”
Ibu BK : “Tolong Faris!”(sambil meminta bukti video di HP nya)
“Nih,lihat!”(menunjukkan bukti video)
Nita : “Mungkin
itu editan buk”
Ibu BK : “kenapa kalian melakukan hal seperti ini” Lutfia : “nggak buk”
Nita : “itu pasti udah diedit
ibu, keliatan”(terus mengelak)
Ibu BK : “Apakah karena orang tua kalian donatur disini, terus kalian bisa semena-mena?”
Nita : “orang emang Tanu
kok buk yang ambil HP aku”
Ibu BK : “kamu jangan membantah terus, bukti udah ada di tangan ibu, sekarang kalian mau gimana?, apa bukti ini mau ibu
kasih ke rektor, biar nanti rektor menghubungi orang tua kalian? Kenapa Diam?”(menunjuk kearah Dapik dan Salsa yang sedari
awal hanya diam)
Farista : “udah ngaku aja deh kalian”
Ibu BK : “Mau ngaku sekarang atau masalah ini akan ibu perpanjangan”
(Mereka semua terdiam)
Ibu BK : “Atau begini saja, kali kalian minta maaf kepada Tanu, ibu akan tutup masalah ini”
Farista : “Iya,
minta maaf aja”
Nita : “kenapa kita yang harus minta maaf ibu, orang Tanu yang salah”
Ibu BK : “kamu gak sadar ya, ini masalah bisa masuk ke
ranah hukum, kalian harusnya lebih tahu, mau ibu terusin masalah ini atau
gimana, ibu kasih pilihan untuk kalian, mau minta maaf sekarang
lalu ibu tutup masalahnya, atau mau ibu terusin
masalah ini sampai orang tua kalian dipanggil?”
Nita : “orang tanu nya aja gak ngomong
apa-apa buk?”
Ibu BK : “Tanu, gimana
menurut kamu, ibu harus laporin
mereka atau tidak?,
kamu sudah difitnah sama
mereka”
Nita : “ngomong aja, gak usah takut”(kata Nita sambil
memegang bahu Tanu)
Ibu BK : “kenapa gak mau ngomong,
kamu sering diperlakukan seperti ini sama mereka?”
(Tanu tidak berbicara hanya menganggukkan kepalanya)
Ibu BK : “yaudah sekarang kalian mau gimana?”
Nita : “Ya udah deh kita minta maaf ya”
Ibu BK : “tapi itu tulus dari hati kalian”
Nita : “iya”
Ibu BK : “janji tidak
akan diulang!” Nita :
“janji”
(Teman-temannya hanya menganggukkan kepala)
Ibu BK : “Ibu pegang
janji kalian ya, kalo satu kali lagi kalian berbuat
seperti ini, kalian akan langsung di skors kalian satu
Minggu, dan ibu akan panggil orang tua kalian untuk menghadap ibu dan rektor”
“Siap!”(perintah
pertama tidak ada yang menjawab)
“Siap!”( jawab mereka serentak )
Ibu BK : “Baik, sekarang kalian boleh minta kepada Tanu sambil bersalaman di depan ibu sekarang juga!”
Farista : “cepet, minta maaf”
Nita : “minta maaf ya, tapi nanti main lagi ya”(ucap Nita sambil bersalaman)
Lutfia : “maaf ya”
Dapik : “maaf ya”
Salsa : “maaf ya”
Tanu : (menganggukkan kepala)
Ibu BK : “Tanu teman-teman sudah minta maaf,
bagaimana apakah bisa dimaafkan?”
Tanu :
(menganggukan kepala)
Ibu BK : “Baik,
sekarang sudah selesai,
teman-teman kamu sudah
minta maaf.
Dan satu lagi ya Tanu, jika mereka mengulangi perbuatannya, kamu langsung lapor aja ke ibu, kamu gak usah
takut ya, siap!”
Tanu : “siap buk”
Ibu BK : “sekarang untuk
kalian dan Tanu boleh langsung
keluar dan Farista
bisa kesini sebentar”.
TAMAT
Pemilu Perebutan tahta sudah dimulai Ruang ketenangan jiwa sudah disiapkan Kejujuran Panitia dipertaruhkan Sebuah pilihan adalah harapa...